Articles
PERILAKU COPING PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) MENJELANG EXIT PROGRAMDI JAKARTA UTARA
Published 2023-03-05 — Updated on 2023-03-05
How to Cite
Irmayani, I., & Nainggolan, T. (2023). PERILAKU COPING PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) MENJELANG EXIT PROGRAMDI JAKARTA UTARA. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 4(3), 177–193. https://doi.org/10.33007/ska.v4i3.150
Copyright (c) 2016 Irmayani Irmayani, Togiaratua Nainggolan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku coping penerima Program Keluarga Harapan (PKH) menjelang exit program di wilayah Jakarta Utara pada tahun 2012. Permasalahannya adalah ketika PKH mau diakhiri, bagaimana perilaku copingpenerima PKH? Sejalan dengan permasalahan ini,penelitian dikembangkan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan dipilih secara purposif, yaitu penetapan informan berdasarkan kriteria yang relevan dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, FGD, dan studi dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sejak awal RTSM sudah memiliki perilaku copingtersendiri dalam mengelola tekanan kebutuhan dan permasalahan dalam dinamika kehidupan keluarga dan atau rumah tangganya. Setiap RTSM senantiasa mengembangkan dua bentuk coping behaviour sekaligus, yaitu problem focused copingdan emotion focused coping, hanya saja emotion focused copinglebih dominan. (2) Memasuki program PKH, walaupun tidak merata perilaku coping RTSM mengalami perubahan berupa perkembangan positif. Mereka tetap mengembangkan dua bentuk coping behavior namun lebih berorientasi pada problem focused copingyang
lebih rasional. Menjelang exit program emotion focused copingkembali dominan, terutama bagi peserta
yang baru mengetahui issue exit program. Namun bersamaan dengan berjalannya waktu dan didukung
dengan pendampingan, mereka kembali mengembangkan problem focused coping.(3) Ini berarti bahwa
coping behaviourRTSM belum stabil. Indikasi ini menandakan ketidaksiapan RTSM untuk exit program.
Sehubungan dengan hal ini pihak penyelenggara perlu mempertimbangkan kembali waktu dan cara yang
akan ditempuh dalam proses exit programsehingga perilaku copingpeserta lebih berorientasi pada problem
focused copingkarena bentuk copingini terlihat lebih siap.
Downloads
Download data is not yet available.