PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN BERBASIS PEMANFAATAN SUMBERDAYA LOKAL MELALUI PENDEKATAN SOSIAL ENTERPRENEURSHIP (Studi Kasus di Daerah Tertinggal, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat)
Published 2017-05-19
How to Cite
Abstract
Masalah kemiskinan di Indonesia masih menjadi perhatian khusus Presiden. Perhatian ini ditunjukkan dengan dikeluarkannya Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan (daerah tertinggal, kemiskinan). Kabupaten Pasaman merupakan salah satu prioritas untuk daerah tertinggal. Jumlah keluarga miskin di Pasaman cukup tinggi, salah satunya Nagari Taruang-Taruang yang mencapai 30 % dari jumlah kepala keluarga (hasil penelitian Puslitbang Kesos 2011). Sebagian besar keluarga miskin di Nagari Taruang-Tarunag adalah keluarga dengan kepala keluarga perempuan. Oleh karenanya menarik untuk dilakukan penelitian aksi atau “acti research†dengan bertujuan untuk mengetahui: 1) peranan perempuan miskin dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya, 2) faktor yang mempengaruhi akses dan kontrol perempuan miskin dalam pemanfaatan sumberdaya lokal untuk pengentasan kemiskinan dan 3) dan model pemberdayaan perempuan miskin dengan pemanfaatan sistem sumber daya lokal untuk dapat mengentaskan mereka dari kemiskinan, melalui pendekatan
sosial enterpreneurship. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep model dalam penelitian ini dapat diterpkan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan miskin, menciptakan lapangan kerja baru bagi perempuan dengan memanfaatkan potensi ikan lokal.
Kata Kunci: Pemberdayaan, Perempuan Miskin, Sumberdaya Lokal dan Sosial, Enterpreunership