Rural Community Self-support through Mutual Cooperation

Main Article Content

Warto Warto

Abstract

The research means to reveal rural community self-support implemented through mutual cooperation, including its values inside.Research location is in Sukarena Village, Sentolo Underdistrict, Kulonprogo Regency. Data were gatheredthrough interview, observation, and documentary analysis. The research found that local community still develops selfsupport through mutual cooperation.The self-support model to help community members were through sambatan, rewang, sinoman, self-support through public work, main dailly living job, infrastructures, and religious carrying out together. Self-support was also done through jimpitan, pralenan, credit, and landing-saving as fund collecting. The local community self-support model needs diseminated through a program in the Ministry of Social Affairs to enhance community socialwalfare.

Article Details

How to Cite
Warto, W. (2018). Rural Community Self-support through Mutual Cooperation. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 15(3), 281–294. https://doi.org/10.31105/jpks.v15i3.1363
Section
Articles

References

Ade Chandra, dkk. (2005). Manifesto Pembaharuan Desa.

Yogyakarta; APMD Press.

Andayani Listyawati, dkk. (2015). Pengembangan Sistem Penguatan Nilai Kesetiakawanan Sosial. Yogyakarta.B2P3KS Press

Bambang Suwondo.(1996). Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Perdesaan Daerah Istimewa Yogyakarta,Jakarta, Depdikbud.

Dawam Raharjo. (1992). Keswadayaan dan Pembangunan

Sosial Ekonomi dalam Pengembangan Swadaya Nasional.

Yogyakarta: PPK Universitas Gajah Mada.

Dawam Raharjo. (1992). Keswadayaan dan Pembangunan

Sosial Ekonomi dalam Pengembangan Swadaya Nasional.

Yogyakarta: PPK Universitas Gajah Mada.

_____ (2011). Gotong Royong sebagai Wahana Budaya

Pendidikan : Kasus Perehaban Mushola Masyarakat Dusun Klayu. Jantra Vol VI No. 12 Desember 2011.Yogyakarta: Balai pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, Yogyakarta : Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Istiana Hermawati. (2004). Pengkajian Keswadayaan Masyarakat Desa dalam Pemberdayaan Sumber Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta : B2P3KS.

Rudito. (2009). Proposal Sistem Gotong Royong dan Diskusi

Pembuatan Proposal Gotong Royong. Jakarta, 17-18 Mei 2009.

Sartono Kartodirdjo. (1988). Kedudukan dan Peranan

Sistem Gotong Royong dalam Perkembangan Masyarakat Indonesia. Yogyakarta : Lembaga Studi Pedesaan dan Kawasan UGM.

Sumintarsih. (2011). Identifikasi Organisasi Sosial : Gotong Royong di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Jakarta : Direktorat Tradisi, Direktorat Jenderal NilaiBudaya, Seni, dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

Suprapto. (2007). Sosiologi Antropologi. Jakarta : Arniko. Tashadi, dkk. (2002). Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wardoyo, dkk. (2003). Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Kalimantan Barat. Jakarta : Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Warto. (2008). Menguak Kesalehan Sosial dalam Penanggulangan Korban Gempa di Bantul. Yogyakarta:

B2P3KS Press

Undang-Undang No 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah

Daerah. Jakarta: Kemenkumham.