Vol. 14 No. 2 (2025): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Articles

Dukungan Sosial terhadap Pengasuhan Balita Stunting: Perspektif Pengasuh di Nagari Tanjung Sumatera Barat

Hermaini Siswati
Program Pasca Sarjana Prodi S3 Studi Pembangunan, Universitas Andalas, Padang, Indonesia, B2P2KS Regional III Yogyakarta, Kementerian Sosial Republik Indonesia
Afrizal
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang, Indonesia
Defriman Djafri
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang, Indonesia
Denas Symon
Jurusan Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang, Indonesia

Published 2025-04-30

How to Cite

Siswati, H. ., Afrizal, Djafri, D. ., & Symon, D. . (2025). Dukungan Sosial terhadap Pengasuhan Balita Stunting: Perspektif Pengasuh di Nagari Tanjung Sumatera Barat. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 14(2). https://doi.org/10.33007/ska.v14i2.3525

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi, tetapi juga dipengaruhi oleh pola pengasuhan yang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dukungan sosial dalam pengasuhan balita stunting di Nagari Tanjung, Sumatera Barat. Pendekatan yang digunakan adalah mixed methods dengan desain explanatory sequential. Tahap kuantitatif melibatkan 47 pengasuh balita stunting melalui survei terstruktur, kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk mengeksplorasi pengalaman subjektif pengasuh dalam menerima dan memanfaatkan dukungan sosial. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square untuk menguji hubungan antarvariabel dan thematic analysis untuk menggali tema-tema kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kesehatan dan kader Posyandu menjadi aktor utama pemberi dukungan sosial, sementara keterlibatan ayah dalam pengasuhan masih terbatas akibat tekanan ekonomi dan kuatnya norma budaya patriarki. Pengasuh menghadapi beragam hambatan, seperti akses terbatas terhadap pangan bergizi, kurangnya stimulasi perkembangan anak, serta rendahnya pemanfaatan layanan kesehatan. Dukungan sosial dari komunitas juga masih bersifat sporadis dan belum terstruktur secara berkelanjutan.Pemerintah memiliki peran strategis dalam membangun ekosistem intervensi berbasis komunitas, termasuk melalui program pendampingan dan pemberdayaan kader. Meskipun bantuan sosial seperti PKH dan BPNT telah disalurkan, upaya edukasi pola asuh masih belum mencapai efektivitas yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan program yang lebih intensif untuk mendorong keterlibatan ayah, meningkatkan keterampilan ekonomi keluarga, serta memperkuat peran komunitas sebagai jaringan dukungan sosial dalam pengasuhan anak stunting.

References

  1. Berliana, N. (2024). Dukungan Sosial Keluarga dan Pola Asuh dalam Pencegahan Stunting pada Balita. Jurnal Gizi dan Kesehatan, 18(2), 112-125.
  2. Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3 (2), 77-101. https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa
  3. Bronfenbrenner, U. (1979). The Ecology of Human Development: Experiments by Nature and Design. Harvard University Press.
  4. Coleman, J. S. (1988). Social capital in the creation of human capital. American Journal of Sociology, 94(Supplement), S95-S120.
  5. Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2018). Designing and Conducting Mixed Methods Research (3rd ed.). SAGE Publications.
  6. Habibullah, Jayaputra, A. ., Pudjianto, B., & Muhtar. (2022). Inclusive Finance in Sembako Program: An Overview From Proper Governance Perspective. Asean Social Work Journal, 10(2), 24–34. https://doi.org/10.58671/aswj.v10i2.20
  7. Hawkins, D. R. (2002). Power vs. Force: The Hidden Determinants of Human Behavior. Hay House.
  8. Hoddinott, J., Maluccio, J., Behrman, J., Flores, R., & Martorell, R. (2013). Long-term consequences of early childhood malnutrition. Oxford Economic Papers, 58(3), 450-474.
  9. Ibrahim, I., Alam, S., Adha, A. S., Jayadi, Y. I., & Fadlan, M. (2021). Hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Tahun 2020. Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal, 1(1), 16-26.
  10. Irwanto, R. R. (2024). Kapabilitas dan Relasi Antar Aktor Pemerintah Dalam Penanganan Stunting: Studi di Kabupaten Gunungkidul. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 13(2).
  11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Laporan Survei Kesehatan Indonesia 2023. Kemenkes RI.
  12. Martorell, R. (2010). The importance of child growth and development. Advances in Nutrition, 1(1), 56-60.
  13. McGregor, S. G. et al. (2007). Developmental potential in the first 5 years for children in developing countries. The Lancet, 369(9555), 60-70.
  14. Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook (3rd ed.). SAGE Publications.
  15. Maulizar, F. (2022). Peran Posyandu dalam Pencegahan Stunting di Desa Arongan Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Nagan Raya. Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi, 4(1), 52–61. https://ojs.serambimekkah.ac.id/jurnal-biologi/article/download/4123/3036
  16. Muhtar, M., Pudjianto, B., & Habibullah, M. (2022). The Role of Social Approaches in the Prevention of Stunting in Blora Regency, Indonesia. Simulacra, 5(2), 241–254. https://journal.trunojoyo.ac.id/simulacra/article/view/15909
  17. Rappaport, J. (1987). Terms of empowerment/exemplars of prevention: Toward a theory for community psychology. American Journal of Community Psychology, 15(2), 121-148.
  18. Sari, Novita Nia (2024) Hubungan Dukungan Sosial dengan Pencegahan StuntingPada Ibu Balita, Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 14, Nomor 1, Juni 2024, hlm 14-20
  19. Sumarto, S., & Suryahadi, A. (2010). Child Malnutrition in Indonesia: Can Education, Sanitation and Healthcare Augment the Role of Income? Journal of Economic Development, 35(2), 35-60.
  20. Taylor, S. E. (2006). Health Psychology. McGraw-Hill.
  21. Tashakkori, A., & Teddlie, C. (2010). SAGE Handbook of Mixed Methods in Social & Behavioral Research (2nd ed.). SAGE Publications.
  22. Walker, S. P. et al. (2007). Child development: Risk factors for adverse outcomes in developing countries. The Lancet, 369(9556), 145-157.
  23. Wahyudi, A., & Rahayu, E. . (2024). Kontribusi Pelatihan Pendamping Sosial PKH di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung untuk Pencegahan dan Penanganan Stunting . Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 13(2). https://doi.org/10.33007/ska.v13i2.3394
  24. WHO. (2021). Stunting: Policy Brief. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition
  25. Wijayanti, F., Yudha, R., & Saparita, R. (2023). Inovasi Sosial pada Penanganan Stunting: Penerapan Konsep Bapak Asuh Anak Stunting di Tambak Dahan, Subang, Provinsi Jawa Barat. Sosio Konsepsia, 12(2), 26-36.