Vol. 14 No. 3 (2025): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Articles

Dramaturgi Kehidupan Manusia Gerobak di Kota Bandar Lampung

Imam Nururi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Asep Yudianto
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten
Andi
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Guntur
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Published 2025-08-26

Keywords

  • Behind the Scenes, Dramaturgy, and Human Cart

How to Cite

Nururi, I., Yudianto, A., Putra, A. . E., & Sandi Pratama, M. G. . (2025). Dramaturgi Kehidupan Manusia Gerobak di Kota Bandar Lampung. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 14(3). https://doi.org/10.33007/ska.v14i3.3504

Abstract

Penelitian ini memiliki relevansi penting dalam mengungkap dinamika sosial komunitas manusia gerobak di pusat Bandar Lampung, serta memberikan kontribusi akademis terhadap pemahaman kehidupan kelompok marginal di perkotaan, sekaligus menawarkan manfaat praktis bagi instansi terkait. Tujuan artikel ini adalah untuk mengeksplorasi kehidupan manusia gerobak di Bandar Lampung dan menganalisis bagaimana manusia gerobak memanfaatkan kondisi sulit sebagai strategi untuk memperoleh bantuan, serta memberikan wawasan mengenai dinamika sosial dan ekonomi yang memengaruhi kehidupan manusia gerobak. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data, serta mengaplikasikan teori dramaturgi Erving Goffman dalam analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak manusia gerobak di Bandar Lampung memainkan peran dramatis, terutama manusia gerobak yang membawa anak-anak atau lansia malam hari. Strategi ini tidak hanya terbatas pada kegiatan memulung, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan penghasilan dengan menampilkan diri sebagai individu yang membutuhkan bantuan, didukung oleh aspek visual seperti pakaian, ekspresi wajah, dan keterlibatan anggota keluarga. Meskipun stigma sosial seringkali melekat pada manusia gerobak, sebagian manusia gerobak mengabaikannya demi mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi, sementara kebijakan sosial yang ada belum cukup menarik untuk mendorong manusia gerobak beralih ke profesi lain. Temuan utama menunjukkan bahwa banyak manusia gerobak mengandalkan belas kasihan sebagai sumber pendapatan utama yang dianggap lebih menguntungkan dibandingkan memulung.

References

  1. Achmad, I. (2019). Kondisi Sosial Penyandang Tunawsima di Tengah Masyarakat Kota Makassar [Diploma]. Universitas Negeri Makassar.
  2. Amarani, S., Aminah, R. S., Karomah, D. N., Aridi, A. I. P., & Priyanti, E. (2023). Manajemen Strategi Dinas Sosial Dalam Menangani Manusia Gerobak Di Kabupaten Karawang. MERDEKA: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(2), Article 2. https://doi.org/10.62017/merdeka.v1i2.644
  3. Anggriawan, P. A. (2015). Etika Komunikasi Kelompok Pemulung Di Jalan Bri Radio Dalam Gandaria Utara Jakarta Selatan.
  4. Arruda, R. T. (2024). Kosmovisi Dan Realitas: Filosofi Masing-Masing. Terra à Vista.
  5. Bajpai, A., & Tripathi, N. (2023). Perceptions of Economic Status and Social Stigma among Beggars: Implications for Health. Psychological Studies. https://doi.org/10.1007/s12646-023-00728-4
  6. BPS Kota Bandar Lampung. (2022). Jumlah Pemulung Menurut Kecamatan. Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung.
  7. Carlson, A. E. (2001). Recycling Norms. California Law Review, 89(5), 1231–1300. https://doi.org/10.2307/3481159
  8. Elhany, H., & Ariyanto, B. (2020). Budaya Komunikasi Manusia Gerobak. Ath-Thariq: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 4(1), 100–111.
  9. Gede, P. D., & Rahayu, S. (2022). Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lokal dan Peran Pemerintah. Ahlimedia Book.
  10. Ghofur, A. (2019). Manusia Gerobak: Kajian mengenai Taktik-Taktik Pemulung Jatinegara di Tengah Kemiskinan Kota. Lembaga Penelitian SMERU.
  11. Goffman, E. (with Internet Archive). (1959). The presentation of self in everyday life. Garden City, N.Y., Doubleday.
  12. Gowan, T. (1997). American Untouchables: Homeless Scavengers In San Francisco’s Underground Economy. International Journal of Sociology and Social Policy, 17(3/4), 159–190. https://doi.org/10.1108/eb013304
  13. Hafiz, M. (2013). Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Medan Dalam Mengelola Pedagang Kaki Lima (Studi di Kecamatan Medan Barat) [Thesis]. Universitas Medan Area.
  14. Hamdi, A. N. (2021, June 15). Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Di Kelurahan Alalak Selatan Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin [Monograph]. Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
  15. Hanson, J. D., & Kysar, D. A. (1999). Taking Behavioralism Seriously: Some Evidence of Market Manipulation. Harvard Law Review, 112(7), 1420–1572. https://doi.org/10.2307/1342413
  16. Hariqo, R. (2022, September 19). Warga Bisa Laporkan Fenomena Manusia Gerobak ke Dinas Sosial Kota Bandar Lampung. Lampungnewspapernews.Com.
  17. Janah, M. (2019). Deskripsi Kondisi Sosial Ekonomi Kepala Keluarga Pemulung Di Kelurahan Kali Balau Kencana Kecamatan Kedamaian Kota Bandar Lampung [Skripsi]. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. http://digilib.unila.ac.id/57488/
  18. Koonan, S. (2021). Legal Discourses on Manual Scavenging in India: From ‘Right’ to a ‘Crime.’ Indian Anthropologist, 51(2), 41–56.
  19. Lampung Geh. (2020). Fenomena “Manusia Gerobak” Kembali Menjamur di Kota Bandar Lampung. kumparan.
  20. Loberta, N. (2014). Strategi Bertahan Hidup “Manusia Gerobak” Di Perkotaan (Studi Kasus Pada “Manusia Gerobak” di Daerah Manggarai, Jakarta Selatan) [Doctoral]. Universitas Negeri Jakarta.
  21. Mardiyah, U. (2016). Bimbingan Keterampilan Terhadap Gelandangan Dan Pengemis Di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya Dan Laras Yogyakarta (Studi Analisa Design Pelatihan) [Skripsi]. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
  22. McTEE, M., Hiller, B., & Ramsey, P. (2019). Free Lunch, May Contain Lead: Scavenging Shot Small Mammals. The Journal of Wildlife Management, 83(6), 1466–1473.
  23. Mufidah, N. (2014). Kritik Sosial dalam Puisi Esai “Manusia Gerobak” karya Elza Peldi Taher dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA.
  24. Nainggolan, R. (2023). Sistem Pengelolaan Sampah Di Lingkungan Vii Kelurahan Tegal Rejo.
  25. Nartin, F., Deni, A., Heru, Y. S., Paharuddin, Gede Suacana, W., Indrayani, E., Yasa Utama, F., J. Tarigan, W., & Eliyah. (2024). Metode Penelitian Kualitatif. Cendikia Mulia Mandiri.
  26. Nasution, L. F. (2022). Dukungan Sosial Terhadap Perempuan Pemulung Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial (Studi Kasus Di Kampung Karanganyar Yogyakarta) [Masters]. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
  27. Nazhifah, Q. A. (2023). Karakteristik Sosial Ekonomi Pemulung Di Tempat Akhir Pembuangan Sampah Metro Utara Kota Metro Tahun 2022. Universitas Lampung.
  28. Nurintan, A. R. (2017, July 10). Manusia Gerobak (Kajian Sosiologis Tentang Strategi Bertahan Hidup Manusia Gerobak di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung ) [Skripsi]. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK.
  29. Oktaviani, E. (2020). Pembinaan Pengemis Dalam Meningkatkan Life Skills Oleh Dinas Sosial Provinsi Lampung [Undergraduate]. UIN Raden Intan Lampung.
  30. Pekasih, C. I. S. (2022). Collaborative Governance dalam program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan) untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung. Distingsi: Journal of Digital Society (DJODS), 1(16), Article 16.
  31. Pris. (2019). Data Pemulung di Indonesia. IPI (Ikatan Pemulung Indonesia).
  32. Rachmaningsih, M. (2024). Fenomena Manusia Gerobak: Antara Strategi Bertahan Hidup dan Eksploitasi Anak [bachelorThesis]. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
  33. Ramlan, D. A. (2024). Satpol PP Bandar Lampung Tertibkan Manusia Silver Hingga Manusia Gerobak Secara Humanis. lampungnewspapernews.com.
  34. Ratna, H. (2017). Timbulan Dan Pengumpulan Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Rungkut, Surabaya. Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
  35. Ravichandran, B. (2011). Scavenging Profession: Between Class and Caste? Economic and Political Weekly, 46(13), 21–25.
  36. Rizkiandi, R. (2021). Realitas Para Penunggu Sedekah (Fenomena Pengemis Kota Mataram). GUEPEDIA.
  37. Rukin. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.
  38. Saldanha, S., Kirchhelle, C., Webster, E., Vanderslott, S., & Vaz, M. (2022). Between paternalism and illegality: A longitudinal analysis of the role and condition of manual scavengers in India. BMJ Global Health, 7(7), e008733. https://doi.org/10.1136/bmjgh-2022-008733
  39. Samson, M. (2008). Refusing to be Cast Aside: Waste Pickers Organising Around the World. Cambridge, Massachusetts: WIEGO.
  40. Shandy, A. (2022). Kajian Sosiologi Tingkat Kesadaran Pendidikan pada Masyarakat Kampung Pemulung Kledokan Yogyakarta. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 2 (6).
  41. Shankar, S., & Swaroop, K. (2021). Manual Scavenging in India: The Banality of an Everyday Crime. CASTE: A Global Journal on Social Exclusion, 2(1), 67–76.
  42. Singh, R. K. (2009). Manual Scavenging as Social Exclusion: A Case Study. Economic and Political Weekly, 44(26/27), 521–523.
  43. Sri. (2020). Fenomena Manusia Gerobak, Ini Kata Kasatpol PP Bandar Lampung Suhardi. Kompas.
  44. Supiadi, E., Aulia, A., & Firmansyah, M. R. (2022). Kondisi Psikososial-Ekonomi Manusia Gerobak di Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Rehabilitasi Sosial (Rehsos), 4(1).
  45. Tahitu, A., & Lawalata, C. M. A. (2017). Kemiskinan Perkotaan: Strategi Pemulung di Kota Ambon. Sosio Informa, 3(1), Article 1. https://doi.org/10.33007/inf.v3i1.388
  46. Widyaningsih, T., & Ma’ruf, A. (2017). Eksternalitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (Tpst) Piyungan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 18 (1)(86–103).
  47. Yigit, I. (2015). Survival Tactics of Waste Paper Pickers in Istanbul. Journal of Ethnic and Cultural Studies, 2(1), 1–14.
  48. Yohana, W. (2023). Profil Pemulung Di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Bakung Kecamatan Telukbetung Barat Kota Bandar Lampung. Universitas Lampung.