Pemuda Penyandang Disabilitas: The Ones Left Behind?

Main Article Content

Freshy Windy Rosmala Dewi

Abstract

Sejalan dengan prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)  yakni No one left behind, perhatian lebih harus diberikan kepada kelompok rentan dan termarjinalkan, salah satunya pemuda penyandang disabilitas. Pembangunan pemuda adalah investasi yang amat berharga bagi bangsa. Capaian pembangunan pemuda di Indonesia diukur dengan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP). IPP Indonesia sudah dihitung sejak tahun 2015. Sayangnya, indeks tersebut belum fokus pada pemuda penyandang disabilitas. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah melihat capaian pembangunan pemuda penyandang disabilitas dibandingkan dengan bukan penyandang disabilitas. IPP terdiri dari 15 indikator dalam 5 dimensi, yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi. Setiap indikator distandarisasi menggunakan metode skor dan setiap dimensi diberi bobot yang sama. Hasilnya, indeks kelima dimensi kelompok penyandang disabilitas berada di bawah kelompok bukan penyandang disabilitas yang membuat IPP penyandang disabilitas (30,50) cukup jauh tertinggal dibandingkan bukan penyandang disabilitas (52,00). Dimensi dengan nilai indeks terendah yang juga memiliki gap terjauh dengan indeks dimensi bukan penyandang disabilitas adalah lapangan dan kesempatan kerja. Gap antara IPP penyandang disabilitas dengan bukan penyandang disabilitas pun bervariasi antar provinsi. Penelitian ini masih menggunakan angka nasional untuk dua indikator pada dimensi kesehatan dan kesejahteraan. Kedepannya, sangat disarankan untuk menghitung indikator tersebut menurut status disabilitas.


Article Details

How to Cite
Dewi, F. W. R. (2020). Pemuda Penyandang Disabilitas: The Ones Left Behind?. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 19(1), 1–10. https://doi.org/10.31105/jpks.v19i1.1889
Section
Articles
Author Biography

Freshy Windy Rosmala Dewi, Statistics Indonesia

Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, Subdirektorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

References

Becker, G.S. (1964). Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis, with Special Reference to Education. New York: Columbia University Press.

Clarke, Harriet. & McKay, Stephen. (2014). Disability Partnership, dan Parenting, Journal of Disability & Society Vol. 29 No. 4 November 2014. London: Routledge.

Grooce, Nora Ellen. (2004). Adolescents and Youth with Disability: Issues and Challenges, Asia Pacific Disability Rehabilitation Journal Vol.15 No.2. 2014. Washington: The World Bank.

Han, Sangjong. Koo, Dan Daehyun. Kim, Youngkyung. Kim, Seonghoon. Park, Joonhong. (2017). Gap Analysis Based Decision Support Methodology to Improve Level of Service of Water Services, Journal of Sustainability Vol.9 No. 9, September 2017. Switzerland: MDPI.

Hindun, Hindun. (2019). Impact of Education Level on Unemployment Rate in Indonesia, International Journal of Educational Research Review Vol.4 No.3 Juli 2019. Turkey: IJERE.

International Labour Organization (ILO) dan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). (2018). Labour Market Inclusion of People with Disabilities. Argentina: dipresentasikan pada pertemuan pertama G20 Employment Working Group.

International Labour Organization (ILO). (2019). Opening Doors to Employment for People with Disabilities, https://www.ilo.org/jakarta/info/ public/fs/WCMS_720936/lang--en/index.htm, diakses 5 November 2019.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (2009). Pedoman Evaluasi dan Indokator Kinerja Pembangunan, Jakarta: Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan Bappenas.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (2017). Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia 2017, Jakarta: Bappenas.

Offerdahl, Kate. Evangelides, Alicia. Powers, Maggie. (2014). Overcoming Youth Marginalization, New York City: Columbia Global Policy Initiative, Columbia University.

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Republik Indonesia. (2016). Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas, Jakarta: Kementerian Sosial.

Saravanabhavan, Sheila. (2001). Attitudes Toward Disabilities Across Cultures, Journal of Educational Practice and Theory Vol. 23 No. 2. 2001. Australia: James Nicholas Publishers.

Savage, Amber. & McConnell, David. (2015). The marital status of disabled women in Canada: a population-based analysis, Scandinavian Journal of Disability Research Vol.18. 2016. Canada: Routledge.

Szumilas, Magdalena. (2010). Explaining Odds Ratios, Journal of the Canadian Academy of Child and Adolescent Psychiatry Vol. 19 No. 3, Agustus 2010. Canada: Canadian Academy of Child and Adolescent Psychiatry.

United Nations Department of Economic and Social Affairs Youth (UNDESA). (2018). World Youth Report: Youth and the 2030 Agenda for Sustainable Development. New York: United Nations.

United Nations Department of Economic and Social Affairs Youth (UNDESA). Youth With Disabilities, https://www.un.org/development/ desa/youth/youth-with-disabilities.html, diakses 7 November 2019.

United Nations Development Programme (UNDP). (2018). What Does It Mean To Leave No One Behind?, Washington DC: UNDP.

United Nations Foundation, (2016). Common Questions On The Sustainable Development Goals: What Does “No One Left Behind†Mean?, https://unfoundation.org/blog/post/ common-questions-on-the-sustainable- development-goals-what-does-no-one-left-behind-mean/, diakses 6 November 2019.

Washington Group. (2011). Washington Group-Extended Question Set on Functioning, Luxembourg: Washington Group on Disability.

WHO & World Bank. (2011). World Report on Disability. Switzerland: WHO Press.