Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Sanggar Karya Anak Bangsa

Main Article Content

Siti Aminatun

Abstract

This study meant to describe the activities done by Sanggar Karya Anak Bangsa (Kabasa) which commited to children vulnerable being in the street, street children, and ex-street children, to be motivated leaving the street. Data were gathered through observation, in-depth interview, and documentary analysis. The study showed that Sanggar Kabasa was set to educate children vulnerable being in the street, street children, and ex-street children, so the they can escape street lives. Sanggar Kabasa as government partner has been participating actively to educate street children. Its funding limit was solved by joint venture with any institution commiting to street children, suc as Kemandirian Dompet Dhuafa, through vocational trainning to get a better job. Joint venture also done with individual commiting to street children through fund and means of education. Sanggar Kabasa maked administrative report routinely to donateurs on the use of the fund and aid to show that their commitment was very worthwhile for street children. Based on the study is recommended that any non-government institution commited to sosial affairs (street children) should be taken by the government as partner, so the their existence should be supported by the government. The sinergy among government, non-government institution, and communities commited to sosial problems (street children) when is done hand-in-hand and sosial solidarity hopefully can solve existing sosial problem.

Article Details

How to Cite
Aminatun, S. (2018). Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Sanggar Karya Anak Bangsa. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 12(4), 367–378. Retrieved from https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/jpks/article/view/1265
Section
Articles

References

Anonim, Undang-undang RI, nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

Ari Nugraha, http://www.portalkbr.com/berita/ nasional/2517820-4202.html, 2013.

B. Mujiyadi. (2012). Studi Kebutuhan Pelayanan Anak Jalanan, Studi Kebutuhan dan Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Indonesia. Jakarta: P3KS Press.

Ali Bustam. (1982). Anak-anak terlantar dan beberapa pokok pemikiran tentang upaya penanganan dalam rangka melaksanakan kewajiban konstitusional Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 1945. Yogyakarta: Seminar nasional Fakultas Psikologi UGM dan BP3K Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Pemberdayaan Keluarga, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial. (2009). Buku Panduan Pelatihan Pekerja Sosial. Jakarta.

Edi Suharto. (1997). Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: LSP-STKS.

Ginanjar Kartasasmita. (1998). Martabat dan kualitas Manusia Dalam Persaingan Global. Yogyakarta:Makalah Konggres HIPIS VI,.

Kartini Kartono. (1990). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju,

Nelfina. (2009). Etika Profesi Pekerjaan Sosial. Padang: BBPPKS.

Nurdin Widodo. (2012). Pembinaan Lanjut (After Care Services) Pasca Rehabilitasi Sosial.Jakarta: P3KS

R.M. Agung Harimurti. (2009). Bunga Rampai, Hasil Penelitian dan Pengkajian. Bantul: LKiS Printing Cemerlang.

Societa, Majalah Inspiratif Berwawasan Kesejahteraan Sosial, Edisi 02,2012, Jakarta.

Soerjono Soekanto. (1990). Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta,

Suradi, dkk. (2012). Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan, Studi Evaluasi Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni bagi Keluarga Miskin di Perkotaan. Jakarta: P3KS.

Unicef (perwakilan Indonesia). (1996). Tahun Emas Unicef 1946-1996: Pelaksanaan Konvensi Hak-hak Anak, Jakarta: Leaflet.

Yudo Puspito. (2013). Tindak Kekerasan Terhadap Anak Sebagai Pelanggaran Terhadap Hak Azasi Manusia, dan Kesehatan Anak, Deputi Bidang Perlindungan Anak. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.