Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kemandirian Sosial Anak Tuna Grahita Ringan Di Sekolah Dasar SLB Negeri 01 Jakarta Selatan

Main Article Content

Tedi Tedi Tedi

Abstract

Kemandirian sosial adalah kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung pada aksi orang lain. Seorang anak tunagrahita sangat membutuhkan bantuan dari orang lain dalam bidang-bidang tertentu, tidak terkecuali dalam interaksi sosial dengan orang lain. Peran dukungan sosial keluarga merupakan suatu pertolongan, semangat dan pemberian bantuan kala anak sedang menghadapi kesusahan. Orang tua sebagai jembatan antara anak dengan dunia luar sangat berperan dalam hal memberikan motivasi, dukungan, dan memberikan rasa percaya diri untuk bersosialisasi dengan dunia luar. Dukungan sosial keluarga berhubungan dengan keberhasilan bina diri dalam membentuk kemandirian sosial anak. Sehingga di dapatkan kesimpulan bahwa ada pengaruh bimbingan orang tua di rumah terhadap kemampuan sosialisasi pada anak tunagrahita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap kemandirian anak tuna grahita dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan teknik sampling menggunakan pengambilan sampel probabilitas (probability sampling) dan jumlah sampel sebanyak 61 responden orang tua dari anak tuna grahita yang masih aktif bersekolah di SLB Negri 01 Jakarta. Hasil dari penelitian ini adalah dari kelima dimensi yakni, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan emosional, dan integritas sosial terdapat dua dimensi yang tidak berhubungan yakni dukungan informasional dan dukungan instrumental. Sedangkan dukungan penghargaan, dukungan emosional, dan integritas sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemandirian sosial. Dari hasil nilai R square menunjukan nilai sebesar 0.195 yang berarti variabel dukungan sosial keluarga memiliki pengaruh sebesar 19.5% terhadap kemandirian sosial anak tuna grahita yang sisanya berasal dari variabel-variabel diluar penelitian ini.

Article Details

How to Cite
Tedi, T. T. (2020). Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kemandirian Sosial Anak Tuna Grahita Ringan Di Sekolah Dasar SLB Negeri 01 Jakarta Selatan. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 19(2). https://doi.org/10.31105/jpks.v19i2.2039
Section
Articles

References

Akhmadi. (2009, Oktober 23). Dukungan keluarga. Retrieved from http://www:rajawana.com

Aqila, S. (2011). Anak Cacat Bukan Kiamat. Jogjakarta: Kata Hati.

Bahri, S. (2006). Hubungan dukungan sosial dengan gangguan depresi pasca persalinan. Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Jurnal Psikologi Vol. 2.

Bidara, S. (2010). Studi Kasus Tentang Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Moral Anak. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Branata Dalam Effendi. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Desmita. (2011). Psikologi perkembangan peserta didik (cetakan ke-3). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Cetakan ke-3). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dewi, Y. N. (2005). Peran Orang Tua Anak Berbakat Dalam Mengembangkan Pendidikan Anak Berbakat. Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya.

Eti, N. (2011). Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Friedman, 1998 dalam Santun S & Agus Citra. (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gottlieb, B. (1983). Social support strategis, guidelines for mental health practice. Beverly Hills: Sage Publications.

Gunarsa dan singgih. (2004). Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Dari Anak sampai usia lanjut. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Gupta, A and Singhal, N. (2004). Positive Perceptions in Parents of Children with Disabilities. Asian Pasific Disability Rehabilitation Journal,Vol. 15.

Iswati, Sri, Muchlis Anshori. (2009). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif. surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP).

Kaplan, H.I., Sadock, B.J., dan Grebb, J.A. (2004). Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kartono. (2003). Peranan keluarga memandu anak. Jakarta: CV. Rajawali.

Khairunnisa, Aloysius Mering dan Fadillah. (2012). Pembinaan Kemandirian Sosial Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di Tk Cahaya Berseri Pontianak Timur.

Lumbantobing, S. (2006). Anak dengan Mental Terbelakang. Jakarta: Balai penerbit fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Mahmudah, S. (2008). Bina Diri Bagi Anak Tuna Grahita. Jurnal Pendidikan Dasar.

Marsun, 1976 dalam Fadillah. (2006). Kendala Penerapan Terapi ABA (Applied Behavior Analisys) Terhadap Kemandirian Anaka REtardasi Mental/GDD Di Pusat Terapi Terpadu A Plus Malang. Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Maulina, B., dan Sutatminingsih, R. (2005). Stres ditinjau dari Harga Diri pada Ibu yang Memiliki Anak Penyandang Retardasi Mental. Psikologia,Vol. 1.

Mohammad, A. (2006). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mumpuniarti. (2000). Penanganan Anak Tuna Grahita (kajian dari segi pendidikan sosial psikologi dan tindak lanjut usia dewasa). Yogyakarta: UNY.

Muri Yusuf. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan (cetakan ke-4). Jakarta: KENCANA.

Salahuddin. (2009). peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien gangguan jiwa.

Sarafino, E. P. (1990). Health Psychology : biopsychosocial interactions. Canada: Jhon Wiley & Sons, Inc.

Setiadi. (2008). Keperawatan keluarga. Jakarta: EGC.

Solahuddin dalam Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Somatri. (2006). Psikologi anak luar biasa, cetakan -1. Bandung: PT. Refika Aditama.

Steinberg dalam Ikta Yarliani. (2007). Pengaruh gaya pengasuhan orangtua terhadap kemandirian remaja.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (cetakan ke-26. Bandung: ALFABETA.

Sumampouw, Anneke dan Setiasih. (2003). profil kebutuhan remaja tunarungu. Anima.

Suyadi. (2010). Psiokologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Pedagogia.

Yamin dan Sanan. (2013). Panduan PAUD. Jambi: Referensi.

Yulaikah. (2015). Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Dalam Kemandirian Melalui Metode Proyek Pada Anak Kelompok B Tk Dharma Wanita Kromasan Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Skripsi.

Zainun, M. (2000). Kemandirian sebagai kebutuhan psiokologi pada remaja. Bandung: Refika Aditama.