Poor Families In Banda Aceh and Pidie

Main Article Content

Daud Bahransyaf

Abstract

Based on the research conducted randomly to 600 heads of poor category families in five sub-districts (that of Syiah Kuala, Banda Raya, Lueng Bata, Ulle Kareng and Baiturrahman Sub-District) of Banda Aceh City, and also by identifying 599 people representing poor families in five sub-districts (that of Glumpang Tiga, Mutiara, Tiro/Truseb, Tangse and Muara Tiga Sub-District) of Pidie District, it was known that there were some socio-economic fundamental changes in their income and expenditure as well as ownership of the goods. Their income and expenditure of households level in both locations concerned had already achieved more than Rp.600.000,- per month. Goods which was previously used to be a secondary need and owned only by middle and upper class society, it had turned out to be primary need for life and their livelihood.Most people possessed mobile phones and motorcycles. Majority of respondents had each a TV of over 14†size and a refrigerator. Electricity for lighting had been utilized by most of the poor families in both two research sites. Electricityprogram had reached and been enjoyed by citizens in Banda Aceh City and by that of Pidie District. These empirical facts need to be observed and studied as an input to make adjustment on the aspects or criteria of families in poverty, either done by the related bodies or institutions, or by the authorities concerned in making Government Regulations or Local Government Regulations and Minister Regulations.

Article Details

How to Cite
Bahransyaf, D. (2018). Poor Families In Banda Aceh and Pidie. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 16(4), 399–412. https://doi.org/10.31105/jpks.v16i4.1406
Section
Articles

References

Andrea Harsono, (2016). Pasca 10 Tahun Tsunami, Masyarakat Aceh Kini Berhadapan Dengan Formalisasi Islam, Voice Of America, Berita/Indonesia.

Abdul Ghani Salleh, (2005). Perencanaan Kota Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Universiti Sains Malaysia, Pulau Pinang Malaysia, Jurnal Arsitektur “Atrium†Vol. 02.No.01 April 2005.

Aryo Wicaksono, Moh.Nadlir, (2016). Jumlah Keluarga Miskin di Indonesia Meningkat Akibat Bencana, Belum Selesai Recovery Mereka Kena Bencana Lagi, Viva. Co.Id,29 Desember 2016.

......................., Dampak Ekonomi Akibat Bencana Capai Rp.4.96 Triliun Paling Banyak Dialami Gempa Bumi di Aceh Desember ini, Viva.Co.Id, 29 Desember 2016.

Brithe Mikkelsen, (2001). Metode Penelitian Partisipatoris

dan Upaya-Upaya Pemberdayaan, Sebuah Buku Pegangan Bagi Para praktisi Lapangan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Biro Pusat Statistik dan Departemen Sosial RI, (2000). Analisa data makro penyandang masalahkesejahteraan sosial hasil susenas 2000. Jakarta: BPS RI dan Depsos RI.

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banda Aceh, (2015).

data PMKS dan PSKS Kota Banda Aceh.

Departemen Sosial, (2006). Pemetaan kemiskinan Kecamatan

di Indonesia tahun 2006. Jakarta: Badiklit Kesos dan Pusdatin Kesos Depsos RI

Gunawan Sumodiningrat, (2005). Strategi Pembangunan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta.

Istiana Hermawati dkk, (2015). Proposal Penelitian Pengkajian

Konsep dan Indikator kemiskinan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI.

Rani Virginia Utami, (2014). Satu Dekade Tsunami Aceh, Pembangunan Aceh Hanya Unggul Secara Fisik, CNN Indonesia. (19.12.2014)

Sunyoto Usman, (2015). Tanggapan Pakar terhadapPengkajian

Konsep dan Indikator Kemiskinan. Kementerian Sosial RI. Yogyakarta: tidak dipublikasikan.

Mubyarto, (2003). Penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Jakarta: artikel dalam jurnal Pemberdayaan Rakyat, tahun ke II no 2, April 2003

Munandar.S, (1986). Ilmu Sosial dasar, Bandung, Eresco.

Nurina Savitri, (2014). Satu Dekade Tsunami, Pembangunan Ekonomi Di Aceh Masih Lambat, Radio Australia (12.12.2014).

Jawa Post, Inovasi Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin

Djamal (1), 21/03/2015,04.30 WIB.

Oscar Lewis, Scientific American, Oktober 1966, dikutip dalam Ryan,1976.

Undang-undang No 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraansosial

Undang-undang No 13/2011 tentang Penanganan FakirMiskin

United Nation, (2001). World development report 2000/2001: Attacking Poverty. Washington Dc: Oxfort University Press.

Publikasi Elektronik :

Sapariah Saturi,Melihat Pembangunan Aceh Pasca tsunami,

Desember 28,2014.Mongabay.co.id

Fajar Weiz, (2011). Makalah kemiskinan (Sosiologi), fajarweiz.

blogspot.co.id/2011 diunduh tgl 8-04-2016.

Paulus Wirotomo, (2013). Konsep Pembangunan Sosial

Sudut Pandang Sosiologi, Paulus Wirotomo.blogspot.co.id (26-10-2013), diunduh 7-04-2016

Teuku Rahmat Danil Cotseurani, Seharusnya Pemerintah

Aceh Terapkan E-Government dan E-Budgeting,Kompasiana, diunduh 27-4-2016

Voice of America, Berita Indonesia, Pasca 10 tahun Tsunami,

Masyarakat Aceh Kini Berhadapan Dengan Formalisasi Islam, diunduh 23-03-2016.