Social Attitude Integration and Ethnic Prejudice in Multicultural Society

Main Article Content

Trilaksmi Udiati
Sunit Agus Tri Cahyono

Abstract

This research to describe social attitude integration and ethnic prejudice in multicultural society. The research took place in Yogyakarta Municipality and Sleman Regency, Yogyakarta Special Province, based on consideration that thelocation resided by families of multicultures (heterogen), prone to interethnic conflict and brawl. Data gathering technique were interview and observation, respondents were 50 people of each location, whole was 100 respondents. Data analysis was qualitative-descriptive technique. The research showed that 79 percent respondents having social integration attitude, 21 percent having ethnic prejudice. The prevention against widening and deteriorating conflict, flaring up, social brawl are to enhance understanding, consiousness, and benefiting pluralism or various cultures as potensial resources, strength for joint progress. Social dialogue facility and communal activity by government and community need to be done. To the Directorate of Social Protection for Social Disaster Victims (PSKBS), General Directorate of Social Protection and Assurance, The Ministry of Social Affairs, need to hold a program on enhancing communal capacity (family) through socialization, education, and training of social harmony management (social integration) to prevent social conflict, set up interethnic community forum that can fill pluralism value so that families and community resilience can be realized.

Article Details

How to Cite
Udiati, T., & Tri Cahyono, S. A. (2018). Social Attitude Integration and Ethnic Prejudice in Multicultural Society. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 15(2), 115–130. https://doi.org/10.31105/jpks.v15i2.1351
Section
Articles

References

A. Ramlan Surbakti. (2011). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Carolina Nitimihardjo dkk. (2007). Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial, Konsepsi dan Strategi, Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Departemen Sosial

Fattah Hanurawan. (2012). Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Gabriella Aniwati. (1989). Perbedaan Sikap Antara Remaja Desa Pribumi di Kabupaten Sleman dengan Remaja Pribumi di Kota Yogyakarta Terhadap Asimilasi WNI Keturunan Cina, Yogyakarta: Psikologi UGM.

Hadari nawawi dan Mimi Martini. (1996). Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Press.

Hendra Priyatna. (2012). Sosiologi Keluarga, Bandung: Universitas Balai Bandung (UNIBBA)

Kementerian Sosial RI. (2006). Model Pemberdayaan Pranata Sosial Dalam Mewujudkan Masyarakat Berketahanan Sosial, Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Masyarakat, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial.

M.Nuryana dkk. (2003). Pola Rekonsiliasi Masdyarakat Antaretnis Di Daerah Konflik Di Indonesia, Jakarta: Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Departemen Sosial.

Nur Syam. (2008). Tantangan Multikulturalisme Indonesia, Yogyakarta: Kanisius.

Rohmiyati. (2011). Stereotipe dan Prasangka Dalam Komunikasi Antar Etnis (Suatu Tinjauan Teoritis Komunikasi

Antar Budaya), Jakarta: Jurnal ISIP, ISSN 1693-9506/Vol. X, Nomor 1 Januari-Juni 2011.

Sayekti. (1989). Bimbingan Keluarga, Yogyakarta: IKIP.

Suharsimi Arikunto. (1989). Managemen Penelitian,Yogyakarta: UGM.

Soekanto Soerjono. (2011), Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi, Jakarta: Rajawali Press.

Setyo Sumarno dan Haryati Roebiyanto. (2013), Evaluasi Program Keserasian Sosial Dalam Penanganan Konflik Sosial, Jakarta: Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial Press

Taufik. (2003). Prasangka Sosial dan Kecenderungan Agresi pada Etnis Madura Dengan Latar Belakang Pengalaman Yang Berbeda, Yogyakarta: Pascasarjana UGM

Wirawan IB. (2012). Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma,

Jakarta: Kencana Pranata Media