Developmental Strategy of Suku Dayak Meratus Juhu Village South Borneo Province

Main Article Content

Mohamad Sukeri Khalid
Nurul Azkar

Abstract

Marginalization process on Suku Dayak Meratus, South Borneo Province, during a new order has slightly change then in reformation era government, though an experiment of being marginalized in a long period of time loomed traumaticfeeling, so they have been precarious and tending persistent against government policy, included the policy of reformation government. But behind all of the conditions, Suku Dayak Meratus Juhu Village living in tropical forest of Meratus Hill have defense strategy and selves development to enhance their welfare, and still keep traditional value related to their environment natural prevention.

Article Details

How to Cite
Khalid, M. S., & Azkar, N. (2018). Developmental Strategy of Suku Dayak Meratus Juhu Village South Borneo Province. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 13(4), 331–342. https://doi.org/10.31105/jpks.v13i4.1296
Section
Articles

References

Anonim, (1996). Berbuat Bersama Berperan Setara. Awal Penerapan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk Konsorsium Pengembangan Dataran Tinggi Nusa Tenggara. Bandung: Studio Driya Media.

Azkar, N. et al. (2013). Laporan Hasil Penjajakan Awal di Desa Juhu Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin.

Baswir, R. et al. (1999). Pembangunan Tanpa Perasaan: Evaluasi Pemenuhan Hak Ekonomi Sosial Budaya Orde Baru. Pustaka Pelajar Jakarta: IDE Elsam.

Bellah, R. N. (1957). Tokugawa Religion, Boston: Beacon Press.

Berger, P. L. (1982). Piramida Kurban Manusia. Etika Politik dan Perubahan Sosial. Terjemahan A. Rahman Tolleng, Jakarta: LP3ES.

Budiman, A. (1984). Sebuah Pengantar dalam Andre

Gunder Frank, Sosiologi Pembangunan dan Keterbelakangan

Sosiologi. Pustaka Pulsar.

Chamber, R. (1992). Memahami Desa secara Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius.

Clelland, D. Mc, (1964). “Businnes Drive and National Achievement†dalam Amitai Etzioni dan Eva Etzioni (ed.), Social Change, New York:

Basic Books.

Dove, M. et al. (1985). Peranan Kebudayaan Tradisional Indonesia dalam Modernisasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Huntington, S. (1976). “The Change to Change:

Modernization, Development, and Politics†dalam

Cyril E.Black (ed.), Comparative Modernization:

A Reader.New York: The Free Press.

Kunarjo, (1996). “Sejarah Perencanaan Pembangunan.

Sebuah Tinjauan Singkat†dalam

Jurnal Prisma. PT Pustaka LP3ES Jakarta: Indonesia.

Maleong, L. J.(2007).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT Remaja Rosda Karya.

Mubyarto,et al. (1991). Kajian Sosial Ekonomi Desadesa

Perbatasan di Kalimantan Timur. Yogyakarta: Aditya Media,.

Suharto, E. (2006). Membangun Masyarakat, Memberdayakan

Rakyat. Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supriyatno, Budi, 2009. Manajemen Pemerintahan (Plus Dua Belas Langkah Strategis). Jakarta: Media Berlian.

Tsing, A. L. (1998). Di Bawah Bayang-Bayang Ratu Intan. Proses Marjinalisasi Pada Masyarakat Terasing. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ananta, A. (2010). Borneo Economic Integration: Concepts and Paradigms. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.

Usman, S. (2013). Orang Ngabang Orang Banjar Orang Melayu. Makalah Seminar Kebudayaan Kesultanan se Borneo di Martapura.