Poor Families In Banda Aceh and Pidie
Main Article Content
Abstract
Most people possessed mobile phones and motorcycles. Majority of respondents had each a TV of over 14†size and a refrigerator. Electricity for lighting had been utilized by most of the poor families in both two research sites. Electricity
program had reached and been enjoyed by citizens in Banda Aceh City and by that of Pidie District. These empirical facts need to be observed and studied as an input to make adjustment on the aspects or criteria of families in poverty, either done by the related bodies or institutions, or by the authorities concerned in making Government Regulations or Local Government Regulations and Minister Regulations.
Article Details
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Â
References
Andrea Harsono, (2016). Pasca 10 Tahun Tsunami, Masyarakat Aceh Kini Berhadapan Dengan Formalisasi Islam, Voice Of America, Berita/Indonesia.
Abdul Ghani Salleh, (2005). Perencanaan Kota Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Universiti Sains Malaysia, Pulau Pinang Malaysia, Jurnal Arsitektur “Atrium†Vol. 02.No.01 April 2005.
Aryo Wicaksono, Moh.Nadlir, (2016). Jumlah Keluarga Miskin di Indonesia Meningkat Akibat Bencana, Belum Selesai Recovery Mereka Kena Bencana Lagi, Viva. Co.Id,29 Desember 2016.
......................., Dampak Ekonomi Akibat Bencana Capai Rp.4.96 Triliun Paling Banyak Dialami Gempa Bumi di Aceh Desember ini, Viva.Co.Id, 29 Desember 2016.
Brithe Mikkelsen, (2001). Metode Penelitian Partisipatoris
dan Upaya-Upaya Pemberdayaan, Sebuah Buku Pegangan Bagi Para praktisi Lapangan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Biro Pusat Statistik dan Departemen Sosial RI, (2000). Analisa data makro penyandang masalahkesejahteraan sosial hasil susenas 2000. Jakarta: BPS RI dan Depsos RI.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banda Aceh, (2015).
data PMKS dan PSKS Kota Banda Aceh.
Departemen Sosial, (2006). Pemetaan kemiskinan Kecamatan
di Indonesia tahun 2006. Jakarta: Badiklit Kesos dan Pusdatin Kesos Depsos RI
Gunawan Sumodiningrat, (2005). Strategi Pembangunan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta.
Istiana Hermawati dkk, (2015). Proposal Penelitian Pengkajian
Konsep dan Indikator kemiskinan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI.
Rani Virginia Utami, (2014). Satu Dekade Tsunami Aceh, Pembangunan Aceh Hanya Unggul Secara Fisik, CNN Indonesia. (19.12.2014)
Sunyoto Usman, (2015). Tanggapan Pakar terhadapPengkajian
Konsep dan Indikator Kemiskinan. Kementerian Sosial RI. Yogyakarta: tidak dipublikasikan.
Mubyarto, (2003). Penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Jakarta: artikel dalam jurnal Pemberdayaan Rakyat, tahun ke II no 2, April 2003
Munandar.S, (1986). Ilmu Sosial dasar, Bandung, Eresco.
Nurina Savitri, (2014). Satu Dekade Tsunami, Pembangunan Ekonomi Di Aceh Masih Lambat, Radio Australia (12.12.2014).
Jawa Post, Inovasi Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin
Djamal (1), 21/03/2015,04.30 WIB.
Oscar Lewis, Scientific American, Oktober 1966, dikutip dalam Ryan,1976.
Undang-undang No 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraansosial
Undang-undang No 13/2011 tentang Penanganan FakirMiskin
United Nation, (2001). World development report 2000/2001: Attacking Poverty. Washington Dc: Oxfort University Press.
Publikasi Elektronik :
Sapariah Saturi,Melihat Pembangunan Aceh Pasca tsunami,
Desember 28,2014.Mongabay.co.id
Fajar Weiz, (2011). Makalah kemiskinan (Sosiologi), fajarweiz.
blogspot.co.id/2011 diunduh tgl 8-04-2016.
Paulus Wirotomo, (2013). Konsep Pembangunan Sosial
Sudut Pandang Sosiologi, Paulus Wirotomo.blogspot.co.id (26-10-2013), diunduh 7-04-2016
Teuku Rahmat Danil Cotseurani, Seharusnya Pemerintah
Aceh Terapkan E-Government dan E-Budgeting,Kompasiana, diunduh 27-4-2016
Voice of America, Berita Indonesia, Pasca 10 tahun Tsunami,
Masyarakat Aceh Kini Berhadapan Dengan Formalisasi Islam, diunduh 23-03-2016.