Vol. 13 No. 2 (2008): Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Articles

KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA KOMUNITAS WONG SIKEP DI PATI

Sugiyanto Sugiyanto
Sugiyonto, S.Pd.,M.Si., lahir di Tawangharjo 8 Januari 1961. Magister Sains Program Studi Ilmu Administrasi Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Publik, Kekhususan Pengembangan Masyarakat (S2), diperoleh dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (2005) dan S1 (Sarjana Pendidikan Maral Pancasila dan Kewargaan Negara) diperoleh dari Sekolah Tinggi Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial (STPIPS) YAPSI Jayapura (1994). Jabatan peneliti : Peneliti Muda Bidang Kesejahteraan Sosial di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial RI. Aktif mengikuti kegiatan penelitian bidang kesejahteraan sosial, dan berbagai seminar permasalahan sosial di Indonesia. Beberapa hasil penelitiannya telah diterbitkan, baik secara mandiri maupun kelompok, dan tulisannya pernah diterbitkan di JURNAL maupun INFORMASI.

Published 2017-04-26

How to Cite

Sugiyanto, S. (2017). KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA KOMUNITAS WONG SIKEP DI PATI. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 13(2), 61–74. https://doi.org/10.33007/ska.v13i2.694

Abstract

Peneliiian Kehidupan Sosial Budaya Komunitas Wong Sikep di Pati, merupakan penelitian kasus, dengan tujuan : teridentifikasinya unsur-unsur kebudayaan KAT, dan diperolehnya implikasi unsur-unsur perubahan terhadap keberfungsian sosial KAT. Untuk itu penelitian ini, bersifat dekriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa secara kultural, komuniias yang meyebut dirinya sebagai komunitas "Wong Sikep" ini masih mempertahankan dan memegang teguh ajaran Saminisme yang dipelopori oleh seorang tokoh bernama Samin Surontiko; Interaksi dengan luar komunitas serta perubahan sosialnya tidak ada masalah: Namun, tidak dibarengi dengan perubahan nilai maupun norma yang ada dalam masyarakat, terutama yang berkaitan dengan ajaran Saminisme, sehingga terlihat kekeh (terkesan tidak mau ada perubahan); Dilihat secara geografis mereka tidak terisolir, bahkan lingkungan dikelilingi oleh komunitas lain, karena komunitas Wong Sikep relatif kecil dan homogen; Namun demikian apabila dilukukan pemberdayaan mereka tidak menutup diri, pada prinsipnya mereka pantang uniuk minta-minta.

Untuk mengubah persepsi terhadap petuberdayaan KAT perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa kesiapan masyarakat (Pra Conditioning) menerima dan melaksanakan pemberdayaan dimaksud benar­benar positif, sebagai gabungan pendekatan bottom-up dan pendekatan top-down sehingga dalam pelaksanaanya tidak muncul masalah baru di luar dugaan. Selain itu juga perlu memanfatkan berbagai faktor pendukung yang dapat memperlancar proses pemberdayaan serta mengurangi faktor penghambat yang menghalangi pelaksanaan pemberdayaan KAT.

 

Downloads

Download data is not yet available.