Kondisi Kemiskinan di Perdesaan dan Perkotaan

Authors

  • Ikawati Ikawati Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS). Jl Kesejahteraan Sosial No 1 Sonosewu, Yogyakarta.
  • Sri Wahyuni Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS). Jl Kesejahteraan Sosial No 1 Sonosewu, Yogyakarta.

DOI:

https://doi.org/10.31105/mipks.v40i2.2295

Keywords:

kemiskinan, perkotaan, perdesaan

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi keluarga miskin di perdesaan dan perkotaan. Jenis penelitian adalah deskritif menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ditentukan secara community setting dengan kategori wilayah administrasi, yaitu dengan mengambil setting daerah perkotaan dan perdesaan. Sasaran dan objek penelitian keluarga miskin yang teresgister dan keluarga miskin yang tidak teresgister layanan program pemerintah. Berdasarkan hal tersebut ditentukan 600 keluarga miskin di wilayah pedesaan dan 600 di wilayah perkotaan. Objek penelitian adalah kondisi keluarga miskin yang ada di perdesaan dan perkotaan. Teknik pengumpulan data digunakan   kuesioner dan observasi. Data penelitian diolah secara manual dan komputasi dengan menggunakan bantuan program Excel dan program statistik SPSS versi 17.00 for windows. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif dan kemudian diberi makna (interpretatif). Hasil penelitian ditemukan adanya perbedaan dan persamaan kondisi kemiskinan di perdesaan dan perkotaan. Persamaan antara lain: mempunyai jumlah anggota rata-rata 3-4 orang, frekuensi makan dua kali sehari,  tidak mempunyai pekerjaan sampingan, tidak mempunyai ketrampilan, pekerjaan ada di sektor informal, berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungannya, membelanjakan uang untuk kebutuhan dasar, kurang adanya budaya menabung dan kurang mendapat kesempatan dalam pengambilan keputusan di berbagai bidang kehidupan, terbatasnya aksesibilitas layanan sosial, terbatasnya kepemilikan aset. Perbedaan antara lain: perdesaan seperti pendidikan sebagian besar SD, pekerjaan buruh tetap/tidak tetap pertanian, kepemilikan rumah milik sendiri, ada pembagian ruangan sesuai fungsinya, dan  bahan bakar utama kayu, sedangkan perkotaan bervariasi dari SD, SMP dan SMA; buruh tetap/tidak tetap non pertanian, kepemilikan rumah sewa/kontrak, tidak ada pembagian ruangan sesuai fungsi masing-masing ruangan, dan  bahan bakar utama gas/listrik serta perbedaan partisipasi sosial desa lebih tinggi keterlibatannya daripada perkotaan. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan kepada Kementerian Sosial melalui Direktorat Jenderal Penanggulangan Fakir Miskin Perkotaan dan Perdesaan, perlunya instrumen  indikator kemiskinan yang tepat dalam rangka mengidentifikasi keluarga miskin, sehingga ada ketepatan sasaran dalam program-program yang akan diterapkan.

References

Adiyoga, IDBM dan E. Hermiati. 2003. Pola Nafkah Lokal: Acuan Pengkajian Kemiskinan di Era Otonomi Daerah (Kasus Provinsi NTT). Jurnal Ekonomi Rakyat. Artikel Tahun 1 no. 12 Februari 2003. Jakarta.

Agus Sjafari. 2014. Kemiskinan dalam Pemberdayaan Kelompok. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Amalia Renggapratiwi. 2009. Kemiskinan dan Perkembangan Kota Semarang Karakteristik dan Respon Kebijakan. Semarang: Program Pasca Sarjana UNDIP Diponegoro.

Baharoglu, Deniz and Christine Kessides. 2001.Urban Poverty, in World Bank, PRSP Sourcebook World Bank. Washington DC.

Bambang Rustanto. 2006. Kemiskinan Desa dan Kota. http: bambang _ristanto.blogspot.co.id.

Bappenas. 2004. Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta.

Chambers, Robert. 1983. Pembangunan Desa- Mulai dari Belakang. Jakarta: LP3ES.

Chilma Alawiyah.2015. Analisis Penyebab Kemiskinan Masyarakat Desa Punggung serta Solusinya. Malang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Dar,D.W. and C. Bantilan.2005. Asian Dryland Agriculture: Ideas, Paradigms and Policies Three Decades After. 10-11 November 2005, Oriental Hotel, Makati Philipines Scarca, Los Banos, The Philipines.

Daud Bahransyaf,dkk. 2011. Pola Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perkotaan. Yogyakarta: Idea Press.

Edi, Suharto,dkk. 2004. Kemiskinan dan Keberfumgsian Sosial : Studi Kasus Rumah Tangga Miskin di Indonesia. Bandung: STKS Press.

----------------. 2005. Analisis Kebijakan Publik Panduan Praktis Mengkaji Masalah Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.

----------------. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia: Mengganggas Model Jaminan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Effendi, Tajudin Noor. 1993. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Elisabetyas.2008. Berbagai Faktor Penyebab Kemiskinan di Pedesaan dan Perkotaan. Jakarta.

Febriana, Enny. 2010. Strategi untuk Menanggulangi Kemiskinan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Istiana Hermawati,dkk. 2015. Pengkajian Konsep dan Indonesia Kemiskinan. Yogyakarta: B2P3KS Press.

Locabana, Miguel dan Cecilia Cariola.2003. Globalization and Metropolitan Expansion: Residental Strategies and Livehoods in Caracas and its Periphery,Environment and Urbanization. http://eausagepub.com.

Manik, W.W, dkk. 1995. Penelitian Evaluatif tentang Pelaksanaan PBS dalam Penyantunan dan Pengentasan Fakir Miskin di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Yogyakarta: B2P3KS.

Mubyarto.1991. Menanggulangi Kemiskinan. Yogyakarta: Aditya Media.

------------. 2002. Penanggulangan Kemiskinan di Jateng dalam Era Otonomi Daerah. Jurnal Ekonomi Rakyat. Tahun 1 No. 7, November 2002. Jakarta.

M.C. Gee. 1995. Metrofitting the Emerging Mega-Urban Regions of ASEAN. Van Couver: UBC. Press. P1-26.

M.C. Gel T.G. 1971. The Urbanization Process in the Third. Bells and Sons Ltd.

M.C. Kay, Andrew dan Abbi, M. Kedir. 2005. Chronic Poverty in Urban Ethiopia. Panel Data Evidence dan Jurnal Internasional Planning Studies, Vol 10. No. 1. 49-67.

Muhtartayib.2013. Kajian Ilmu sosial: Penyebab Kemiskinan Masyarakat di Pedesaan. http: muhtartayib.blogspot.co.id.

Munandar,S. 1986. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Eresco.

Nugroho, Iwan dan Rokhman Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi Sosial dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.

Peter, Hagul. 1985. Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta: C.V. Rajawali.

Sari, Ernayunita.2000. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora Provinsi Jateng. Bogor: Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumber Daya, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Shalimow.2004. Pemberdayaan Sektor Informal Masyarakat melalui P2KB. http://shalimow.com/pemberdayaans-sektor-informal-masyarakat-melalui-p2kp-sekedar-abstraksi.html.diakses 24-08-2016.

Simatupang,S. 2008. Menyempurnakan Provinsi. Tapanuli melalui Dukungan Nyata dari Kabupaten Dairi dan Fak-Fak Bharat. http//www.silaban.net/2006/04/20/menyempurnakan-provinsi-tapanuli-dukungan-nayta dari kabupaten Dairi dan Fak-Fak Bharat.

Siti Anisah.2012. Upaya Menanggulangi Kemiskinan di Desa. http:www.sapa.or.id.

Sudaryanto,T dan I.W. Rusastra.2006. Kebijakan Strategis Usaha Pertanian dalam Rangka Peningkatan Produksi dalam Pengentasan Kemiskinan. Seminar Internasional Multi Fungsi Pertanian 27-28 Juni 2006. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Alam Pertanian.

Sumodiningrat, G. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Downloads

Published

2020-07-27