Pemberdayaan Keluarga Miskin Melalui Pokja dalam Pencegahan Anak Balita Terlantar

Authors

  • Ikawati Ikawati Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Kementerian Sosial RI Jl. Kesejahteraan Sosial No 1 Sonosewu Yogyakarta, Indonesia
  • Sri Yuni Murtiwidayanti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Kementerian Sosial RI Jl. Kesejahteraan Sosial No 1 Sonosewu Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31105/mipks.v40i1.2279

Keywords:

balita terlantar, keluarga miskin, pemberdayaan

Abstract

Penelitian pemberdayaan keluarga miskin melalui kelompok kerja (pokja) dalam pencegahan anak balita terlantar mempunyai tujuan mengetahui keefektifan model pelayanan dan perlindungan sosial anak balita tenaga kerja wanita (TKW) dalam memberdayakan keluarga miskin guna mencegah keterlantaran. Penelitian ini merupakan penelitian ujicoba dengan menggunakan rancangan penelitian onegroup pre-test post-test design. Penentuan lokasi penelitian secara purposive dengan pertimbangan daerah tersebut pernah dipakai sebagai lokasi penelitian pengkajian, maka ditentukan Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah testing, wawancara, observasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif-kuantitatif (persentase) dan uji komparasi (uji t-test). Hasil penelitian ditemukan bahwa model pelayanan dan perlindungan sosial anak balita TKW pada keluarga miskin guna mencegah terjadinya keterlantaran, efektif. Artinya, model dapat diterima, karena melalui intervensi pokja mampu memberdayakan keluarga miskin sehingga dapat tercegah keterlantaran anak. Hal tersebut dikuatkan hasil ujicoba terhadap hipotesis yang menunjukkan ada perbedaan tingkat kemampuan pokja dalam mengidentifikasi permasalahan, potensi, sumber dan kebutuhan pelayanan dan perlindungan sosial anak balita terlantar TKW, serta merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan program pelayanan dan perlindungan anak balita terlantar TKW, sebelum dan sesudah treatment. Ada perbedaan tingkat pengetahuan dan wawasan keluarga TKW, ada perbedaan upaya yang dilakukan keluarga TKW untuk mencegah keterlantaran anak balita TKW, dan  ada perbedaan kondisi anak balita TKW dalam hal keterpenuhan kebutuhan fisik, psikis dan sosial sebelum dan sesudah Pokja melakukan intervensi pada keluarga miskin. Berdasar kesimpulan tersebut direkomendasikan agar model yang telah teruji keefektifan disosialisasikan ke Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial RI. Perlu dilakukan diseminasi terhadap model tersebut agar mendapatkan model pelayanan dan perlindungan sosial anak balita TKW yang standar dan dapat diterapkan di berbagai wilayah. Diperlukan data base jumlah anak balita TKW untuk memudahkan pemberian pelayanan dan perlindungan sosial guna mencegah terjadinya keterlantaran.

References

Aswarni Sujud, 1999. Beberapa Aspek Perkembangan Anak dan PAUD. Yogyakarta: PSW, UII.

Chambers. 1996. PRA Participatory Rural Appraisal Memahami Desa secara Partisipatif. Jakarta: Yayasan Obor

Departemen Sosial RI. 2003. Pola Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Departemen Sosial RI.

Davit Setiawan, 2014, Pemenuhan Hak Anak Sejak Usia Dini, http://www.kpai.go.id/artikel/pemenuhan-hak-pendidikan-anak-sejak-usia-dini

Gunanto Surjono. 2001. Ujicoba Pola Pemberdayaan Keluarga dalam Pencegahan Penanggulangan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: B2P3KS

Hermawati, Istiana, dkk. 2004. Pengkajian Pola Keswadayaan Masyarakat Desa dalam Pendayagunaan Sumber Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: B2P3KS

____________________. 2005. Studi Evaluasi Efektivitas KUBE dalam Peningkatan Keluarga Miskin di Era Otonomi Daerah. Yogyakarta: B2P3KS

Ikawati. 2010. Pengkajian Kebutuhan dan Perlindungan Balita Terlantar TKW. Yogyakarta: B2P3KS

Mantra, Ida Bagus. 1984. Strategi Pengembangan Pedesaan dan Kawasan. Yogyakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Monk, Fj.: Knoers, AMP dan Haditomo Siti Rahayu. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Universky Press.

Sutrisnohadi dan Yuni Pamardiningsih. 2004. SPS. Yogyakarta.

Totok Mardikanto. 2003. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Sukoharjo: Puspa.

_______________. 2007. Ilmu Penyuluhan Pembangunan sebagai Landasan Percepatan Ekonomi Rakyat untuk Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Potensi Daerah. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Surakarta: Fakultas Pertanian Sebelas Maret.

Totok Mardikanto dan Purwaka. 2006. Pengembangan Badan Otorita UMKM untuk Menanggulangi Kaum Dhuafa. diskusi. Palu: 7 September 2006.

Toto Marwoto.2016. Jumlah anak Terlantar di Indonesia Mencapai 4,1 Juta. http: www.antarajateng.com>detail>mensos.

UGM. Modul Pelayanan Sosial yang Berkeadilan. Yogyakarta: Program Hibah Kompetisi A3 Jurusan Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009. Tentang Pokok-Pokok KesejahteraanSosial.

Vredenbreght. Jacob. 1983. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia

Downloads

Published

2020-07-27