Peran Pendamping dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Kube-FM

Authors

  • Suryani Suryani Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Kementerian Sosial RI. Jl. Kesejahteraan Sosial No. 1 Sonosewu, Yogyakarta, Indonesia
  • Akhmad Purnama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Kementerian Sosial RI. Jl. Kesejahteraan Sosial No. 1 Sonosewu, Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31105/mipks.v41i1.2276

Keywords:

kesejahteraan sosial, kube, peran pendamping.

Abstract

Penelitian ini bertujuan diketahuinya peran pendamping dalam meningkatan kesejahteraan sosial anggota KUBe-FM. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kabupaten Timor Tenggah Selatan dengan alasan terdapat beberapa Kube-FM yang di dampingi oleh pendamping. Sumber data diperoleh melalui wawancara dengan panduan yang terdiri dari aparat desa, petugas Dinas Sosial, serta penerima manfaat. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendamping Kube-FM dalam meningkatkan kesejahteraan anggota cukup berperan terutama dalam melaksanakan perannya sebagai motivator, fasilitator, broker/penghubung dan pembela (advocacy). Jenis usaha responden sebelum menjadi anggota KUBe rata-rata sebagai peternak dan bertani. Sesudah menjadi anggota KUBe sebagian ada yang beralih pekerjaan yakni sebagai pedagang atau penjual bahan sembako tetapi sebagai peternak dan petani tidak ditinggalkan. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan tersebut dapat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan juga dapat untuk membiayai sekolah anak-anak mereka. Manfaat yang diperoleh dalam mengikuti keanggotaan kelompok bersama bahwa pendapatan dalam keluarga dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Mereka merasa terbantu dengan menjadi anggota kelompok usaha bersama dimana dalam mengembangkan usaha dapat berjalan lancar dengan kehadiran seorang pendamping dalam kelompok. Pendamping berhasil dalam mendampingi binaannya yaitu diwujudkan dengan pendapatan.yang meningkatkan dan kesejahteraan dalam keluarga tercapai. Pendamping memberikan bantuan berupa gagasan/ide, sumbang saran dan bimbingan terhadap penerima manfaat sehingga keberhasilan dalam berusaha tercapai. Keberhasilan dapat dilihat dari jenis usaha yang dijalankan oleh para penerima manfaat yang berhasil yakni beternak dan pertanian. Keberhasilan pendamping membutuhkan keterampilan dan pengetahuan dalam membina kelompok usaha bersama. Pendamping yang baik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki secara maksimal. Berdasarkan hal tersebut maka direkomendasikan kepada Kementerian Sosial RI, cq Direktorat Jenderal Penanggulangan Kemiskinan agar memperhatikan dan memberikan peningkatan kemampuan melalui diklat, terutama bimtek tentang metode Pekerjaan Sosial sehingga mereka akan bekerja secara maksimal dalam membantu masyarakat

References

Ahmad Rokhoul Alamin. 2010.Peran pendamping masyarakat melalui program PKH. Skripsi. Uin Syarif Hidayahtullah. Jakarta. (tidak diterbitkan)

Anwar Sitepu, 2016. Analisis Efektifitas Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Sebagai Instrumen Program Penanganan Fakir Miskin, Sosio Informa Vol. 2, No. 01, Januari - April, Tahun 2016.

Agnes Suryaningsih, dkk, (2004). Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Aditya Media.

Edi Suharto, (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Reflika Aditama Suryamin, 2016, Makalah disampaikan dalam konferensi pers tentang kemiskinan Indonesia, Di Jakarta.

..............(2002).Makalah disajikan pada Pelatihan

Pengembangan Masyarakat Bagi Pengurus Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Tingkat Propinsi se Indonesia, Pusdiklat Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Depsos RI.

Ife, Jim. (1995), Community Development: Creating Community Alternative, Vision, Analysis and Practice, Logman, Australia.

Kementerian Sosial. (2010). Modul Pendampingan dan Perawatan Sosial Lanjut Usia (Home care). Jakarta: Departemen Sosial.

Kartasasmita, Ginanjar, (1996), Pembangunan untuk Rakyat-Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: PT Pustaka CIDESINDO.

Menteri Sosial. (2016). Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Terpadu. badiklit Pensos Tahun 2016. Peran Strategis Badiklit Pensos Dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Bahan Paparan. Jakarta: Hotel Mercure, 3 Februari 2016.

Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta, Rineke Cipta.

Suharsimi Arikunto, (1995). Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryamin, 2016 https://ardaninggar.wordpress.com/.../evaluasi-i m p l e m e n t a s i - p r o g r a m - p r o g r a m - penan:Evaluasi Implementasi Program-Program Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah. Diunduh Jam 12, tanggal 3 Maret 2017.

Suradi dan Mujiyadi. (2009). Pemberdayaan Masyarakat Miskin: Studi Evaluasi Penanggulangan Kemiskinan di Lima Provinsi. Jakarta: P3KS Press

Undang-Undang No. 11. Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

Downloads

Published

2020-07-27