Bertahan Hidup di Bawah Bayang-Bayang Bencana Kemampuan Kampung Siaga Bencana (KSB) dalam Penanganan Korban Bencana Alam

Authors

  • Sunit Agus Tri Cahyono Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS). Kementerian Sosial RI Jl. Kesejahteraan Sosial No. 1 Sonosewu, Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31105/mipks.v42i1.2252

Keywords:

bertahan hidup, kampung siaga bencana (ksb), korban bencana alam

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan masyarakat yang tergabung KSB dalam merespons dan melakukan penanganan korban bencana alam. Mengidentifikasi sejumlah faktor penentu kemampuan KSB dalam merespon dan melakukan tindakan penanganan korban bencana alam. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di Desa Sukomulyo dan Bendosari, Kabupaten Malang. Informan dalam penelitian adalah pengurus/anggota KSB.Teknik pengumpulan data menggunakan wawaancara, observasi, dan telaah dokumen. Data penelitian yang telah dikumpulkan dari informan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif sebagaimana dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dibalik kemampuan respon dan tindakan yang baik dalam mengelola logistik, penanganan korban  bencana, dan membangun kemitraan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada setiap fase. Ditemukan sejumlah keterbatasan yang berkait dengan diklat kebencanaan, kelengkapan logistik, sarana dan prasarana (peralatan) komunikasi dan transportasi untuk penyaluran bantuan, serta pendampingan sosial-psikologis (trauma healing) bagi korban bencana.  Sejumlah faktor penentu yang berperan terhadap kemampuan KSB Sukosari dalam merespon dan mengambil tindakan penanganan korban bencana alam antara lain: pemahaman anggota KSB tentang bencana dan manajemen bencana, partisipasi masyarakat, dan dukungan operasional termasuk penyediaan sarana-prasarana fisik gardu sosial dan lumbung sosial, sangat membantu keberlangsungan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana. Pelibatan kelompok rentan dan berkebutuhan khusus pada setiap fase bencana, peningkatan kapasitas SDM  pada materi pra dan pasca bencana, dan trauma healing, serta dukungan operasional logistik, sarana dan prasarana (komunikasi dan transportasi) penanggulangan bencana alam yang layak bagi KSB, merupakan rekomendasi yang diajukan dalam penelitian ini.

References

Aprillia theresia, dkk. (2014). Pembangunan Berbasis Masyarakat Acuan bagi Praktisi. Akademisi, dan Pemerhati Pengembangan Masyarakat. Bandung: Alfabeta

Bevaola Kusumasari.(2014). Managemen Bencana dan kapabilitas Pemerintah Lokal. Yogyakarta: Gava Media

David dan Alexander dalam Özerdem dkk:2006, dikutip Damayanti Wardyaningrum. (2016). Modal Sosial Inklusif Dalam Jaringan Komunikasi Bencana. Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016

Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Direktorat Jenderal Perlindungan Dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial (2011). Petunjuk Teknis Kampung Siaga Bencana (KSB). Jakarta: Kementerian Sosial.

Gatra. (2012) Alam Terkembang Ibarat Guru: Kearifan Lokal Membaca Bencana. (2012). Jakarta: 23 Mei 2012

Gunawan, dkk. (2009). Studi Evaluasi tentang Penanggulangan Bencana Alam Peran Tagana dalam Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat untuk Mengurangi Resiko Bencana Alam. Jakarta: P3KS Press.

-----------, (2009). Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Korban Bencana Alam di Sumatera Barat. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial. Vol. 14, No. 03, September, 2009

-----------, (2016). Kampung Siaga Bencana dalam Penanggulangan Bencana. Naskah ini pernah disampaikan dalam Seminar Nasional Penguatan Ketangguhan Berbasis Masyarakat Dalam Mitogasi Bencana Alam dan Perubahan Iklim, pada tanggal 30 November 2016 di Pusat Penelitian Geoteknologi Bandung (Kerjasama LIPI dan BNPB).

Kamadhis UGM. 2007. Eka-Cita Bersatu dalam Dharma. Buletin Kamadhis UGM Nomor.XXVII/September/2007. Kamadhis UGM, Yogyakarta.

Kementerian Sosial RI. (2011). Pedoman Umum, Tim Reaksi Cepat (TRC). Jakarta: Kementerian Sosial

Kelly.C. (1995). A. Framework for Improving Operational Effectiveness and Cost Efficiency in Emergency Planning and Response. Disaster Prevention and Management

Khotami bahri dan Saeful Alam Elbarnaz. (2005). Keajaiban Dibalik Tragedi Tsunami Aceh. Bogor: Pancasona

Muhammad Belanawane S. (2015). Kampung Siaga Bencana Sebagai Instrumen Kebijakan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas di Indonesia: Politik Pembangunan dan Partisipasi Dalam Diskursus Pembangunan Kebencanaan. Puslitbang Kesos, Kementerian Sosial RI.Sosio Konsepsia Vol. 5, No. 01, September - Desember, Tahun 2015

Mukhtar dan Erna Widodo. (2000). Konstruksi ke Arah Penelitian Deskriptif. Yogyakarta: Avyrouz.

Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Nurjanah, dkk. (2014). Managemen Bencana. Bandung. Afabeta

Hadi Purnomo dan Ronny Sugiantoro. (2010). Manajemen Bencana. Yogyakarta: Media Pressindo.

Priambodo, S.A. (2009). Panduan Praktis Mengatasi Bencana. Yogyakarta: Kanisius.

Puji Lestari, Agung Prabowo, dan Arif Wibawa. 2010. Manajemen Komunikasi Bencana Merapi 2010 pada Saat Tanggap Darurat. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasionalâ€Veteranâ€.

Robert J. Kodoate dan Rustam Syarief. (2006). Pengeloaan Bencana Terpadu. Jakarta: Yarsif Watampane

Soehatman Ramli. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Bencana. Jakarta; Dian Rakyat

Sri Prastyowati, dkk. (2012). Implementasi Sistem Jaringan Kerja dalam Penyaluran Bantuan Sosial Bencana Alam. Yogyakarta: B2P3KS Press

Sunit Agus Tri Cahyono. (2011). Kajian Faktor Penyebab dan Dampak Sosial Bencana Banjir Wasior. Yogyakarta: B2P3KS Press

Sriadi Setyawati, Dyah Respati Suryo Sumunar (2014). Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Baduy. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.1, April 2014

Suparmini, dkk (2013). Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Baduy.Yogyakarta: UNY

Teti Ati Padmi, dkk (2013). Studi Kebijakan Penanggulangan Bencana Alam Berbasis Masyarakat. Jakarta: P3KS Press.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Downloads

Published

2020-07-24