Jeritan Tukang Becak dengan Merebaknya Bentor

Authors

  • Tyas Eko Raharjo F Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Kementerian Sosial RI. Jl. Kesejahteraan Sosial No. 1 Sonosewu, Yogyakarta.

DOI:

https://doi.org/10.31105/mipks.v42i1.2250

Keywords:

bentor, tukang becak, transportasi tradisional.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan tukang becak melalui pemenuhan kebutuhan keluarga, baik fisik, psikis, dan sosial. Pendekatan yang digunakandeskriptif kualitatif untuk mengungkap kesejahteraan tukang becak dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Penelitian dilaksanakan di Kota Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, telaah dokumen dan kepustakaan, dengan analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kesejahteraan tukang becak tradisional belum sepenuhna dapat terpenuhi, hal ini terbukti dalam pemenuhan kebutuhan dasar baru dapat terpenuhi pada kebutuhan makan, sementara kebutuhan kesehatan, pendidikan anak, pakaian belum sepenuhnya terpenuhi.Demikian pula pemenuhan kebutuhan psikis belum dapat terpenuhi terutama dalam melakukan rekreasi. Kebutuhan sosial masih mengalami kesulitan dalam mengatur waktu antara pekerjaan dengan kegiatan bermasyarakat, sehingga belum dapat terpenuhi untuk kebutuhan sosial. Keberadaan bentor dirasaberpengaruh terhadap penghasilan para tukang becak terutama berkait dengan berkurangnya pelanggan. Direkomendasikan agar pemerintah daerah/SKPD khususnya pemerintah Kota Yogyakarta dapat sinergi dengan pemerintah provinsi untuk melakukan bimbingan terhadap tukang becak tradisional dan bentor. Bimbingan keterampilan ekonomis produktif dapat menjadi alternatif kepemilikan usaha keluarga tukang becak demi meningkatkan kesejahteraan keluarga.Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta perlu memberi ruang bagi berbagai alat transportasi tradisional yang ada di Kota Yogyakarta. Dengan demikian antara tukang bentor dan tukang becak tradisional akan saling berdampingan dalam melakukan pekerjaan.

References

Abu Ahmadi. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta. PT.Rineka Cipta

Ali Syahbana. (2006). Marginalisasi Sektor Informal Perkotaan. ITS Press Surabaya

Abdulayani. 2012. Sosiologi. Jakarta. PT.Bumi Aksara

Bagong Suyanto dan Sutinah, (2007). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta :Kencana Prenada Media Group

BagongSuyanto. (2010). MasalahSosialAnak. Bandung: KencanaPredanaMelda Group Indonesia.

Burhan Bungin. (2006). Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Prenada Media Group.

Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta. (2017). Data Keberadaan Tukang Becak. Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.

Edi Suharto, (2009). Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Cet. I,Bandung, Alfabeta

Edi Suharto, (2007).Pembangunan KebijakanSosialdanPekerjaanSosial, LSP STKS, Bandung

Ganes Gunansyah. (2015). Masalah Sosial Gepeng. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya FakultasIlmu Pendidikan.

Isbandi Rukmanto. (1994). Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial. Jakarta.Grafindo Persada

L.Iskandar. (2005). Pengetahuan Sosial Geografi dan Sosiologi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Mokhammad Arif Aulya. (2012). Kajian Literatur Kesejahteraan Sosial. Diakses dari www.academia.edu/748478

Pontoh dan Kustiawan, (2008). Urbanisasi dan Permasalahamnya. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Rahbini, Didik J, dan Abdul Hamid. (2004) Ekonomi Informal Perkotaan. Jakarta. LP3ES.

Sethuroman SJ. (2011). The Urban Informal Sector in Developing Countries, Employment Poverty and Environment. International Labour Office.

Undang Undang No. 11 Tahun 2011. Tentang Kesejahteraan Sosial . Kementerian Sosial RI.

Downloads

Published

2020-07-24