Strategi Pelestarian Budaya Lokal dalam Menjaga Kesetiakawanan Sosial

Authors

  • Suryani Suryani Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial. Kementerian Sosial RI Jln. Kesejahteraan Sosial No 1 Sonosewu, Yogyakarta, Indonesia
  • Akhmad Purnama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial. Kementerian Sosial RI Jln. Kesejahteraan Sosial No 1 Sonosewu, Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31105/mipks.v42i2.2245

Keywords:

pelestarian, budaya lokal, kesetiakawanan sosial.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelestarian budaya lokal dalam rangka menjaga kesetiakawanan sosial. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan telaah dokumen. Sumber data lima orang terdiri dari ketua karang taruna, ketua dan anggota paguyuban karawitan, ketua Tim Penggerak PKK, dan Kepala Urusan Pembangunan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif model Miles dan Hubermann. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi dalam melestarikan budaya lokal antara lain dengan upaya generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan budaya peninggalan nenek moyang. Generasi muda mempelajari budaya bukan hanya sekedar mengenal tetapi juga mempraktekan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat menyelenggarakan pertunjukkan budaya lokal antardusun dengan tujuan untuk melestarikan dan menanamkan nilai-nilai kesetiakawanan sosial di kalangan generasi muda. Para pemuda berpartisipasi dalam berbagai pertunjukkan  dengan mengikuti lomba menari tarian daerah, berpartisipasi mementaskan budaya tradisional pada acara perayaan hari ulang tahun kemerdekaan, mengadakan pementasan kethoprak dengan tema nilai perjuangan dan mengikuti kirab budaya.  Berbagai kegiatan tersebut bertujuan agar generasi penerus memiliki kecintaan pada budaya lokal sehingga tidak musnah dan tetap dapat bertahan. Oleh karena itu, diharapkan agar nilai kesetiakawanan sosial dan budaya lokal menjadi salah satu materi pembelanjaran bagi siswa dan dimasukkan dalam kurikulum pelajaran di sekolah. Rekomendasi ditujukan kepada Kementerian Sosial melalui Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial agar meningkatkan  berbagai kegiatan yang  bertujuan untuk menumbuhkan dan menanamkan rasa kesetiakawanan sosial,  dengan upaya melestarikan budaya lokal yang memang sudah dimiliki dan diwariskan oleh para leluhur, sehingga tetap bertahan dan menjadi warisan budaya yang tinggi nilainya.

References

Warto, 2014, Budaya Lokal sebagai Wahana Pelestarian Nilai Kesetiakawanan Sosial, Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, Edisi 13 No 4 Desember 2014.

-------- (2015). Penanaman Nilai Kesetiakawanan Sosial pada Anak Melalui Dolanan Lokal. Yogyakarta, B2P3KS Press.

Mahmuddin, (2016), Strategi Dakwah dan Budaya Lokal dalam Memperkuat Ekonomi Rakyat, Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, Edisi 15 No 1 Maret 2016.

Tateki Yoga T, dkk, (2015), Peranan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal dalam Pencegahan dan Penanganan Konflik Sosial, MIPKS, Edisi 39 No 2 Juni 2015.

Tilaar (2009), Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Anwar Arifin, 2011, Dakwah Kontemporer: Sebuah Study Komunikasi, Cet. 1 Yogyakarta, Graha Ilmu.

F.Rachnadi, (1992), Publik Relations TeoridanPraktek, Jakarta.

Milles Huberman, (1992), Analisis Data Kualitatif. UI Press Jakarta.

Soekanto, (1990), Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru Keempat, CV Rajawali Pers Jakarta.

Emile Durkheim (1990) Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga.

Acuan lain:

htt//w.w.w kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=342, diakses tanggal 5 april 2017.

Downloads

Published

2020-07-24