Relasi Sosial Anak Jalanan dalam Komunitas Jalanan
DOI:
https://doi.org/10.31105/mipks.v42i2.2239Keywords:
anak jalanan, hubungan social, komunitas jalananAbstract
Dinamika kehidupan anak jalanan selalu menyisakan berbagai tindakan kekerasan yang menyebabkan anak menjadi pelaku kekerasan bagi anak jalanan lain atau sebaliknya menjadi korban. Bagi anak jalanan hidup di jalan bukan pilihan akan tetapi kebutuhan yang harus dijalani. Mereka kerap kali berhadapan dengan kerasnya hidup di jalanan seperti kejahatan, kekerasan, maupun kebebasan. Tak ada seorang pun yang menginginkan untuk hidup di jalanan. Tujuan penelitian untuk mengetahui relasi sosial yang terjadi antara anak jalanan dan komunitas jalanan untuk bertahan hidup di bawah tekanan dan keterbatasan. Kelompok anak dan komunitas jalanan memiliki ciri solidaritas kelompok yang membela salah satu anggotanya. Dinamika interaksi kelompok komunitas jalanan menghasilkan sebuah fenomena masyarakat jalanan dalam sosiologi budaya disebut sebagai solidaritas kelompok (group solidarity). Fenomena ini merupakan lawan dari semangat individualitistik dalam masyarakat umumReferences
Abdul Salam M. Sofro, (1994), Keanekaragaman Genetik, Yogyakarta, Andi Offset.
Achmad Habib, 2004, Konflik Antaretnik Di Pedesaan: Pasang Surut Hubungan Cina-Jawa , Yogyakarta, LkiS.
Achmad Habib, 2004, Konflik Antaretnik Di Pedesaan: Pasang Surut Hubungan Cina-Jawa , Yogyakarta, LkiS.
Ali Maschan Moes, (2007), Nasionalisme kiai: konstruksi sosial berbasis agama,Yogyakarta, LkiS
Azizi bin Yahya, 2006,Psikologi Sosial Alam Remaja, PTS Profesional Publishing, Sdn Bhd, hlm. 178
Becker, B. J., Berkley, J.K., Geary, N.H., Elizabeth, Herman, P.J., Young, E. (2007). Sex Differences in the Brain: From Genes to Behavior. Oxford University Press.
Darwis Hude, (2006), Emosi: Penjelalajahan Religio Psikologis, Jakarta, Erlangga.
Dwijayanti, Y. R., & Herdiana, I. (2011). Perilaku Seksual Anak Jalanan Ditinjau dengan Teori Health Belief Model ( HBM ). Insan, 13(2), 129–137.
Elizabeth B.Hurlock.2005, Psikologi Perkembangan. Jakarta:Erlangga.
Festinger, L. 1957. A Theory Of Cognitive Dissonance, Stanford, CA : Stanford University Press.
Ginintasasi Rahayu. (2012). Interaksi Sosial. File.upi.edu, 14. Retrieved from http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032 RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL.pdf
Hidayati, N. W. (2016). Hubungan Harga Diri Dan Konformitas Teman Sebaya Dengan Kenakalan Remaja. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI), 1(2), 2477–3921.
Haryatmoko,2010, Dominasi Penuh Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi, Jakarta, Gramedia
Hidayati, N. W. (2016). Hubungan Harga Diri Dan Konformitas Teman Sebaya Dengan Kenakalan Remaja. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI), 1(2), 2477–3921.
Hurlock, E.B. (2006). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Ihromi,T.O, (1999), Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, Jakarta, Yayasan Obor.
Joe R. Feagin,(2012),Racial and Ethnic Relations, Census Update, 9th EditionTexas A&M University.
Johannes Muller, (2006), Perkembangan Masyarakat Lintas Ilmu, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, hlm. 262
John Adair, (2010), Kepemimpinan Muhammad, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. h134Racial and Ethnic Relations, Census Update, 9th Edition
Kurniajati, S. (2012). Faktor Lingkungan yang Membentuk Konsep Diri pada Anak Jalanan. Jurnal STIKES, 5(1), 21–37.
Lewis, P. (2010). Peter Berger and His critics: The significance of emergence. Society, 47(3), 207– 213. https://doi.org/10.1007/s12115-010-9314-6
Mangunhardjana, SJ (1981), Mengatasi Hambatan-hambatan Kepribadian, Yogyakarta, Kanisius.
Maramis, Willy & Maramis, A., Albert. (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Airlangga University Press, Surabaya.
Mary Ann Lamanna, 2001, Emile Durkheim on The Family, Sage Publication Inc,
Mulyadi, . (2012). Konflik Sosial Ditinjau Dari Segi Struktur dan Fungsi. Humaniora, 14(3), 1–18. https://doi.org/10.22146/JH.V14I3.764
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto,(2007), Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta, Kencana, hal. 62
Rikawarastuti (2013) Tinjauan Pendekatan Penanganan Perilaku Seksual Anak Jalanan. Jurnal Health Quality vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1-7.
Sanderson K. Stephen, 2000, Makro Sosiologi Sebuah Pendekatan terhadap Realitas Sosial, Raja Jakarta, Grafindo Persada
Sandyawan Sumardi, 2005, Melawan Stigma Melalui Pendidikan Alternatif, Jakarta : Grasindo
Sanituti, S & Bagong Suyanto dkk, 1999. Anak Jalanan di Jawa Timur (Masalah dan Upaya Penanganannya) Surabaya, Airlangga University Press.
Santrock John W.,2003, Adolescence Perkembangan Remaja, Jakarta, Erlangga.
Sarbana Baban, 2009, On the Road, Jakarta, Elexmedia, hlm 82-83.
Sarlito Wirawan Sarwono, 2005, Psikologi sosial: psikologi kelompok dan psikologi terapan, Jakarta, Balai Pustaka
Sarwono, S.W. (2013). Psikologi Remaja. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Soetji Andari. 2013. “Solidaritas Sebagai Strategi survival Anak Jalanan Studi Kasus Di Lempuyangan Yogyakarta.â€. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta.
Suharyat, Y. (2009). Hubungan Antara Sikap, Minat dan Perilaku Manusia. Region, I(3), 1–19. https://doi.org/10.1073/pnas.0703993104
Schwartz, David;Gorman,Andrea Hopmeyer, Journal of Educational Psychology, Vol 95(1), Mar 2003, 163-173.
Turner Jonathan H., Jan E. Stets, 2005, The Sociology Of Emotions, Cambridge University Press.
Velez., M.C., Gonzalez, R.A., & Borges, A. (2005). Family functioning and early onset of sexual intercourse in Latino adolescents. Journal of Adolescence 40. 160. 777-
Wardhani, D. T. (2012). Perkembangan dan Seksualitas Remaja. Informasi, 17(3), 184–191.
Yesmil Anwar & Adang, 2008, Pengantar Sosiologi Hukum, Jakarta, Gramedia.
Zeptien Chrystalia Fawzie dkk, (2012),Faktor Lingkungan yang Membentuk Konsep Diri Pada Anak Jalanan, Jurnal STIKES Volume 5, No. 1, Juli 2012
