Masyarakat Petani dan Penumbuhan Nilai Kesetiakawanan Sosial Melalui Seni Gejog Lesung
DOI:
https://doi.org/10.31105/mipks.v42i3.2236Keywords:
masyarakat petani, penumbuhan nilai kesetiakawanan sosial, seni gejog lesungAbstract
Penelitian ini bertujuan menggambarkan bagaimana masyarakat petani dalam menumbuhkan nilai kesetiakawanan sosial melalui kesenian gejog lesung. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif untuk mengungkap makna subjektif secara mendalam fenomena sosial yang terjadi pada masyarakat petani dalam menumbuhkan nilai kesetiakawanan sosial melalui kesenian gejog lesung. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bantul dengan setting lokasi Kecamatan Pajangan. Sumber data dipilih secara purposive, yakni informan yang memiliki wawasan memadai tentang kesenian tradisional gejog lesung dan mampu menginformasikan secara jelas mengenai peralatan dan perkembangan seni gejog lesung serta nilai kesetiakawanan yang ditumbuhkan masyarakat petani melalui kesenian tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan lapangan, dan studi dokumentasi. Analisis data secara kualitatif untuk mendeskripsikan secara narasi tentang makna di balik fenomena dari obyek yang dikaji. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa masyarakat petani senantiasa menumbuhkan nilai-nilai kesetiakawanan sosial melalui kesenian gejog lesung. Nilai kesetiakawanan sosial yang ditumbuhkan meliputi nilai gotong royong, kepedulian sosial, tolong menolong, rela berkorban, kebersamaan, dan nilai tenggang rasa. Direkomendasikan agar pemerintah melalui Kementerian Sosial cq Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, serta berbagai lembaga berkompeten bersinergi merumuskan kebijakan penumbuhan nilai kesetiakawanan sosial melalui pencanangan program yang menyelaraskan antara kegiatan yang dilakukan dengan keberadaan kesenian tradisional seperti seni gejog lesung.
References
Aesijah (2007)Makna Simbolik dan Ekspresi Musik Kothekan Harmonia, Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, Vol 18 No 3 Tahun 2007. Semarang : Unnes.
Andayani Listyawati,dkk. (2015) Pengembangan Sistem Penguatan Nilai Kesetiakawanan Sosial. Yogyakarta: B2P3KS Press.
Astono (2012) Lesung Banarata Kerawitan di Akar Rumput.Keteg Jurnal Pengetahuan-Pemikiran dan Kajian tentang Bunyi.Vol. No 1. Surakarta: Sekolah Tinggi Seni Indonesia.
Basrowi dan Suwandi (2008) Memaknai Penelitian Kualitatif. Jakarta: Renika Cipta
Budiono Heru Satoto (2008) Sejarah Budaya Bahasa dan Watak. Yogyakarta : LKIS
Djam’an Sitori dan Aan Khomariah (2009) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Gunanto Surjono dkk (2008) Pengkajian Indikator Kesetiakawanan Sosial Nasional. Yogyakarta B2P3KS Press.
Ipong Jasimah (2013) Nilai Gotong Royong dan Tenggang Rasa dalam Kothekan Lesung Banyumasan.JantraJurnal Sejarah dan Budaya Vol 8 No 1 Tahun 2013. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai dan Budaya.
Moleong (2012). Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Rosdakarya.
Nasir (2013) Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Saksono dan Djoko Dwiyanto, (2016). Terbelahnya Kepribadian Orang Jawa, Antara Nilai-nilai Luhur dan Praktik Kehidupan. Yogyakarta. Antama.
Titi Sekar (2013) Permainan Anak Tradisional. Yogyakarta: Gadhila.
Warto (2013) Menguak Budaya Masyarakat Jawa Pencegah Konflik Sosial. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 12 No 4 Tahun 2013. Yogyakarta: B2P3KS.
-------- (2014) Budaya Lokal Sebagai Wahana Pelestarian Nilai Kesetiakawanan Sosial: Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol. 13 No 4 Desember 2014. Yogyakarta: B2P3KS.
-------- (2015) Kondisi Kemiskinan Petani dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 14 No 1 Maret 2015. Yogyakarta: B2P3KS.
-------- (2014) Masyarakat Desa dan Kearifan Lokalnya dalam Mewujudkan Ketahanan Sosial. Yogyakarta: Citra Media.
-------- (2015).Penanaman Nilai Kesetiakawanan Sosial pada Anak Melalui Dolanan Lokal. Yogyakarta, B2P3KS Press.