Dampak Pengangguran Terdidik Ditinjau Dari Segi Fisik, Psikis, Sosial Dan Solusinya

Authors

  • Ikawati Ikawati Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS). Kementerian Sosial RI

DOI:

https://doi.org/10.31105/mipks.v43i1.2193

Keywords:

dampak, penganggur terdidik, fisik psikis sosial

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak menganggur dari segi fisik, psikis dan sosial bagi penganggur terdidik dan Ingin mengetahui solusi yang dilakukan penganggur terdidik selama belum mendapat pekerjaan tetap. Tipe penelitian adalah eksploratif. Lokasi penelitian berdasarkan porpusive, maka ditentukan Daerah Istimewa Yogyakarta.  Subyek penelitian ditentukan berdasarkan porpusive  maka ditentukan 30 orang. Sasaran objek penelitian adalah dampak menganggur dari segi fisik, psikis dan sosial dan solusinya.  Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Analisis data, menggunakan  deskriptif kualitatif dengan pendekatan distribusi frekuensi prosentasi (%).  Hasil temuan  dampak menganggur bagi pengganngur terdidik:  Ditinjau  segi fisik tidak punya penghasilan tetap sehingga ada keterabatasan memenuhi kebutuhan hidup, sangat membosankan, waktu terasa lama, keadaan yang tidak tentu dan sering sakit.  Ditinjau dari segi psikis tertekan tuntutan orangtua, perasaan malu, tidak berguna, serba salah,  tidak enak dengan keluarga, kurang percaya diri, dan tidak enak dengan lingkungan. Ditinjau dari segi sosial main ke teman yang berhasil, banyak menonton televisi, membatasi pergaulan dengan teman, dan main ke teman yang tidak jelas. Solusi penganggur terdidik selama belum bekerja: Mencoba melamar pekerjaaan, mengikuti tes dan mengikuti kursus, mencari pengalaman kerja, menambah ilmu, membantu usaha orangtua, dan berwiraswasta. Rekomendasi kepada pihak terkait:  Percepatan pembangunan infrastrutur di kantong-kantong pengangguran terdidik; Pemerintah menciptakan kesempatan kerja di berbagai bidang; Kemudahan dalam perijinan investasi usaha; Pelatihan dan pengembangan etos wirausaha dalam proses pembelajaran (kurikulum) di perguruan tinggi; Pelatihan keterampilan kerja agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan /mandiri; dan  Membantu dan memfasilitasi pengembangan usaha mandiri di sektor UMKM melalui pemberian bantuan modal. 

References

Ace Suryadi. (1995). Kesenjangan Struktur Persediaan dan Penataan Tenaga Kerja Terdidik. Jakarta: Balai Pustaka.

Antoni, Robert. (1993). Rahasia Membangun Kepercayaan Diri. Jakarta: Bina Kerja Aksara.

Arifin Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Asdie, A.H. (1988). Stress, Kecemasan dan Penyakit Psikosomatik. Yogyakarta: Simposium Fakultas Kedokteran UGM.

Asmani.(2009). Pengaruh Berpikir Positif terhadap Motivasi Berprestasi pada Santri. http:etheses-malang.ac.id/9064/1/13410072.pdf.

Aziz, Abdul. (2010). Aktivitas Berpikir Positif. Jakarta: Buku Biru.

Badan Pusat Statistik. (2017). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017. Berita Resmi Statistik . Nomer 103/11 th xx.

Bagong Suyanto dan Septi Ariadi. (2015). Upaya Pengembangan Usaha Mandiri di Kalangan Pengangguran Terdidik di Jawa Timur. Surabaya: Fisipol Universitas Airlangga

Bagong Suyanto. (2016). Penanganan Pengangguran Terdidik di Jawa Timur. Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Universitas Airlangga.

Burhan Bungin. (2001). Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metode Ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: CV Rajawali.

Cahyani Indah Gita. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran Terdidik di Sulawesi Selatan. Makassar: Jurusan Ilmu Ekonomi, FEB Universitas Hasanuddin.

Chris Manning dan Tadjuddin Noer Effendi. (1985). Urbanisasi Pengangguran dan Sektor Informal di Kota. Jakarta: Gramedia.

Devanto Shasta Pratomo. (2017). Fenomena Pengangguran Terdidik di Indonesia. Malang: Universitas Brawijaya.

Dewan Riset Daerah DIY. (2017). Agenda Riset Daerah DIY 2017-2022. Yogyakarta: Sekertariat Biro Administrasi Pembangunan Sekertariat Daerah DIY.

.

Ibrahim Elfiky. (2009). Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Penerbit Zaman.

Ikawati dan Chatarina Rusmiyati. 2001. Pengaruh Kondisi Korban PHK terhadap Kesejahteraan Anak. Yogyakarta: B2P3KS.

Johana, E. Perwitasari. (1988). Stress dan Kecemasan, Pengertian Manifestasi dan Penanganannya, Yogyakarta: Simposium Fakultas Kedokteran UGM.

Marchela Irdani. (2009). Masalah Pengangguran. Jakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

Musa Rasyid El-Bahdal. (2010). Asyiknya Berpikir Positif. Jakarta: Zaman.

Ritongga, A. (2007). Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Samuel P. Huntington. (1983). Tertib Politik di dalam Masyarakat yang sedang Berubah. http: www. Yahoo.com

Singgih, D. Gunarso. (1995). Psikologi Praktis: Anak Reamaja dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Sonny Sumarsono. (2009). Teori dan Kebijakan Politik SDM. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subandi. (2011). Ekonomi Pembangunan. Bandung: Alfabeta.

Sutomo, AM, Susilo dan Lies Susanti. (1999). Analisis Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik di Kotamadya Surakarta. Laporan Penelitian.

Tadjuddin Noer Effendi.(1985). Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Yayi Surya Prabandari.(1989). Hubungan antara Strs dan Motif Berprestasi dengan Depresi pada Mahasiswa Tingkat Lanjut. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

Downloads

Published

2020-07-20