Kesetiakawanan Fans K-Pop di Era Digital

Authors

  • Ririn Purba Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial,
  • Nuzul Solekhah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial,

DOI:

https://doi.org/10.31105/mipks.v43i2.2149

Keywords:

Fans K-pop, Kesetiakawanan, Digitalisasi, Konsep Keluarga.

Abstract

Hallyu wave atau budaya Korea semakin marak dan mampu masuk ke berbagai kalangan masyarakat diseluruh dunia termasuk Indonesia. Hal ini bukanlah hal yang asing lagi terutama sejak masuknya drama-drama dari Negeri Ginseng tersebut ke stasiun pertelevisian Indonesia di awal tahun 2000-an. Fans sebagai salah satu bagian penting yang menyebar luaskan gelombang k-pop ini sebab tanpa fans, tentu industri K-Pop tidak akan mampu menembus berbagai kalangan. Artikel ini membahas bagaimana bentuk kesetiakawanan Fans K-Pop di Indonesia terutama di era digital saat ini, batas-batas apa saja yang mereka hilangkan demi sebuah kebersamaan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dengan purposive sampling. Hasil yang dicapai adalah bentuk kesetiakawanan fans K-Pop di dunia nyata dan di dunia maya, bagaimana mereka memahami konsep keluarga bukan hanya terdiri dari orangtua dan anak tetapi juga teman-teman sesama penyuka K-Pop. Bagaimana Fans K-Pop mengambil dan meniru hal-hal positif dari budaya dan idolanya. Rekomendasi hasil penulisan ini ditujukan pada Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial di bawah naungan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Kemensos RI untuk dapat mengambil nilai positif dari ‘buih kebersamaan’ yang dimiliki fans K-Pop sehingga mereka dapat memiliki nilai kesetiakawanan sosial yang tinggi di tengah keberagaman.

References

Anggito, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV. Jejak.

Budiargo, Dian, 2015, Berkomunikasi Ala Net Generation, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Creswell, Jhon W., 2002, Research Design Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: KIK Press.

Hong, Euny. 2014. Korean Cool: Strategi Inovatif di Balik Ledakan Budaya Pop Korea. Jakarta Selatan: Bentang.

Gunarsa, Singgih D dan Y Singgih D. Gunarsa. 2004. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.

Hana, Lidwina. 2017. Wisata militer taebaek dari drama descendant of the sun korea selatan. Jurnal studi kultura 2017, volume 2 no I (hlm 18-21).

Heryanto, Ariel. 2015. Identitas dan Kenikmatan: Politik Budaya Layar Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Ibrahim, Idi Subandy. 2017. Budaya Populer sebagai komunikasi: Dinamika Pocape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra

Ida, Rachmah. 2017. Budaya Populer Indonesis Diskursus Global/Lokal dalam Budaya Populer Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press.

Kumbara, A.A Ngr Anom. 2018. Genalogi Teori dan Metodologi di Cultural Studies. Jurnal studi Kultural Volume II No. 1 Januari 2018.

Meidita, Aulia. 2013. Dampak Negatif Industri Hallyu ke Indonesia, eJournal Hubungan Internasional, 2013 , I (4) hlm 979-992.

Mulyana, Deddy, Islaminur Pempasa dan Rahim Asyik. 2017. Membongkar Budaya Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Spreadley. James P., 2006, Metode Etnografi. Yokyakarta: Tiara Wacana.

Sugihartati, Rahma, 2017, Budaya Populer dan Subkultur Anak Muda Antara Resistensi dan Hegemoni Kapitalisme di Era Digital, Surabaya: Airlangga University Press.

Suryani, Ni Putu Elvina. Korean Wave Sebagai Instrumen Soft Power Untuk Memperoleh Keuntungan Ekonomi Korea Selatan. Global Vol. 16 No. 1 Mei 2014

Undang-Undang Republik Indonesia, Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia, UU No. 11 Tahun 2009

Waseo, Hendri Purbo dan Muhtar Sofwan. 2016.

Mengaplikasikan Kurikulum Berbasis KKNI: Pengalaman di Program Studi PGMI UNSIQ Jawa Tengah., Jawa Tengah: Mangku Bumi.

Downloads

Published

2020-06-10