Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/jsk <p><strong>Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial</strong> presents scientific essays in the form of the results of <strong>field research</strong> on <strong>social welfare</strong>. Published by the <strong>Center for Education, Training and Professional Social Welfare Development, Ministry of Social Affairs of the Republic of Indonesia</strong> in collaboration with the Association for Indonesian Trainers <strong>Ministry of Social Affairs of the Republic of Indonesia</strong> (<strong>Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia Kementerian Sosial RI</strong>).</p> <p><strong>Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial </strong>is an open access, peer-reviewed journal, and has been accredited by Ministry of Research and Technology/National Research and Innovation Agency with Second Grade <strong>(SINTA 2)</strong>. Before submitting, please ensure that the manuscript is in accordance with our <a href="https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/SosioKonsepsia/about"><strong>Focus and Scope</strong></a>, written in <strong>Bahasa Indonesia</strong>, and follows our <strong><a href="https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/SosioKonsepsia/about/submissions">Author guidelines</a></strong> &amp; <strong><a href="https://drive.google.com/file/d/1df9GerSBfZb2J0RP5Egq5cNkhBnVzG18/view">Article template</a>.</strong></p> <p><strong>Frequency : 3 issues per year<br />DOI : 10.33007/ska<br />ISSN : 2089-0338<br />E-ISSN : 2502-7921<br />APC : Free APC<br /></strong></p> <p><strong>Indexing : <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/2578">Sinta, </a><a href="https://search.crossref.org/?q=sosio+konsepsia&amp;from_ui=yes">Crossref, </a><a href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&amp;user=q9X2WekAAAAJ">Google Scholar, </a><a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/32474">Garuda (New Website), </a><a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/8340">Garuda (Old Webiste), </a><a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?search_mode=content&amp;search_text=sosio%20konsepsia&amp;search_type=kws&amp;search_field=full_search&amp;and_facet_source_title=jour.1329420">Dimension, </a><a href="https://www.lens.org/lens/search/scholar/list?preview=true&amp;q=sosio%20konsepsia">Lens, </a><a href="https://app.scilit.net/sources/94791">Scilit, </a><a href="https://journalstories.ai/journal/2502-7921">Journalstories</a></strong></p> <p><strong>Important Dates :<br /></strong>Paper Submission Date: Any time<strong><br /></strong>Online Publication Date: Last date of April, August, December<strong><br />Acceptance Rate: 15 % </strong></p> <p>For publications before 2022 can be accessed on the old website <a href="https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/SosioKonsepsia/index">https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/SosioKonsepsia/index</a></p> Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Kesejahteraan Sosial (Pusdiklatbangprof Kesos), Kementerian Sosial RI en-US Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial 2089-0338 Pelayanan Sosial bagi Lanjut Usia dalam Perspektif Suku Rejang https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/jsk/article/view/3369 <p>Orang lanjut usia (lansia) secara umum memiliki berbagai permasalahan dan kerentanan, baik aspek kesehatan, mental psikologis, aspek sosial dan aspek ekonomi. Situasi lansia tersebut membutuhkan model pelayanan sosial yang tepat sesuai dengan karakteristik masing-masing lansia, baik suku, agama, adat budaya dan kebiasaan masing-masing lansia. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pelayanan sosial yang tepat bagi lansia, khususnya Suku Rejang di Provinsi Bengkulu. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus dengan tokoh Adat Masyarakat Rejang di Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Bengkulu Tengah dan Kabupaten Bengkulu Utara. Selain itu juga dilakukan studi dokumentasi untuk mengkaji pelayanan sosial bagi lansia. Hasil pendataan diolah dan dianalisa secara kualitatif sehingga mendapatkan gambaran yang jelas tentang pelayanan sosial bagi lansia dalam perpektif Suku Rejang. Hasil penelitian menunjukkan ada ditemukan nilai-nilai kearifan lokal Suku Rejang tentang bagaimana masyarakat memberikan pelayanan sosial bagi orang lansia. Pelayanan sosial bagi lansia yang dilaksanakan oleh masyarakat Rejang terbagi dua menjadi pelayanan yang dilakukan keluarga dan pelayanan yang dilakukan oleh komunitas atau kelompok dalam wujud lembaga adat. Dalam lingkup keluarga, pelayanan terhadap lansia dilakukan dalam bentuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan; makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Sementara pelayanan lansia yang dilakukan oleh lembaga adat, dilakukan dalam bentuk aturan yang memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan lansia oleh keluarga, dan manakala keluarga tidak memenuhi, maka akan mendapatkan sanksi dari lembaga adat. Berdasarkan hasil penelitian ini, kami merekomendasikan beberapa hal untuk ditindaklanjuti: a) Pentingnya pemeritah daerah, terutama dinas yang menangani lansia, untuk mengidentifikasi dan mengembangkan kembali nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Rejang dalam memberikan pelanyanan sosial lansia, baik dipergunakan dalam pelayanan di luar institusi maupun pelayanan di dalam institusi. b) Pentingnya lembaga adat dan tokoh masyarakat Rejang untuk menghidupkan dan mengembangkan kembali nilai-nilai kearifan lokal Suku Rejang sebagai acuan kehidupan bermasyarakat dalam merawat lansia dan memberikan pelayanan sosial bagi lansia</p> Yessilia Osira Dhanurseto Hadiprashada Copyright (c) 2025 Yessilia Osira, Dhanurseto Hadiprashada (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-04-30 2025-04-30 14 2 10.33007/ska.v14i2.3369 Transformasi Layanan Rehabilitasi Sosial: Studi Kasus Kewirausahaan ATENSI Sentra Wyata Guna di Bandung https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/jsk/article/view/3416 <p>Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) merupakan transfornasi layanan rehabilitasi sosial dengan pendekatan berbasis keluarga, komunitas, dan residensial. ATENSI memberikan bantuan berupa dukungan pemenuhan hidup layak, perawatan sosial, pengasuhan anak, dan dukungan keluarga. Salah satu transformasi layanan rehabilitasi sosial adalah kewirausahaan ATENSI agar pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial dapat mandiri, berdaya, dan sejahtera. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang mengkaji tentang kebjakan, implementasi, dan manfaat kewirausahaan ATENSI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan didukung oleh data kuantitatif. Sentra Wyata Guna Bandung menjadi lokasi penelitian dengan informan pelaksana dan penerima manfaat kewirausahaan ATENSI. Hasil penelitian menunjukan bahwa program ATENSI mentransformasi layanan rehabilitasi sosial, lembaga kesejahteraan sosial yang dimiliki. Kementerian Sosial tidak hanya melayani 1 (satu) jenis pemerlu pelayanan kesajahteraan sosial pelayanan berbasis residensial dengan jumlah penerima manfaat terbatas. Implikasinya Sentra Wyata Guna Bandung, yaitu tidak hanya melayani penyandang disabilitas netra tetapi juga menerima klaster lain dan melaksanakan program kewirausahaan ATENSI. Kewirausahaan ATENSI bermanfaat bagi penerima manfaat dengan indikator masih berlanjutnya kegiatan wirausaha dan meningkatnya pendapatan penerima manfaat bahkan sebanyak 7,64 persen penghasilan meningkat di atas Upah Minimum Kabupaten. Penelitian ini merekomendasikan pada proses assesmen dilakukan secara memadai, tidak hanya bersifat pelatihan kewirausahaan akan tetapi juga mempertimbangkan keberlajutan usaha.</p> Ahmad Juhari Habibullah Copyright (c) 2025 Ahmad Juhari, Habibullah (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-04-30 2025-04-30 14 2 10.33007/ska.v14i2.3416 Dukungan Sosial terhadap Pengasuhan Balita Stunting: Perspektif Pengasuh di Nagari Tanjung Sumatera Barat https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/jsk/article/view/3525 <p>Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi, tetapi juga dipengaruhi oleh pola pengasuhan yang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dukungan sosial dalam pengasuhan balita stunting di Nagari Tanjung, Sumatera Barat. Pendekatan yang digunakan adalah mixed methods dengan desain explanatory sequential. Tahap kuantitatif melibatkan 47 pengasuh balita stunting melalui survei terstruktur, kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk mengeksplorasi pengalaman subjektif pengasuh dalam menerima dan memanfaatkan dukungan sosial. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square untuk menguji hubungan antarvariabel dan thematic analysis untuk menggali tema-tema kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kesehatan dan kader Posyandu menjadi aktor utama pemberi dukungan sosial, sementara keterlibatan ayah dalam pengasuhan masih terbatas akibat tekanan ekonomi dan kuatnya norma budaya patriarki. Pengasuh menghadapi beragam hambatan, seperti akses terbatas terhadap pangan bergizi, kurangnya stimulasi perkembangan anak, serta rendahnya pemanfaatan layanan kesehatan. Dukungan sosial dari komunitas juga masih bersifat sporadis dan belum terstruktur secara berkelanjutan.Pemerintah memiliki peran strategis dalam membangun ekosistem intervensi berbasis komunitas, termasuk melalui program pendampingan dan pemberdayaan kader. Meskipun bantuan sosial seperti PKH dan BPNT telah disalurkan, upaya edukasi pola asuh masih belum mencapai efektivitas yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan program yang lebih intensif untuk mendorong keterlibatan ayah, meningkatkan keterampilan ekonomi keluarga, serta memperkuat peran komunitas sebagai jaringan dukungan sosial dalam pengasuhan anak stunting.</p> Hermaini Siswati Afrizal Defriman Djafri Denas Symon Copyright (c) 2025 Hermaini Siswati (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-04-30 2025-04-30 14 2 10.33007/ska.v14i2.3525 Masalah Psikososial Korban Perdagangan Orang : Studi Kualitatif Di Sukabumi dan Indramayu, Jawa Barat https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/jsk/article/view/3478 <p>Penelitian ini mendeskripsikan permasalahan psikososial yang dihadapi korban perdagangan orang di Sukabumi dan Indramayu, Jawa Barat, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Perdagangan orang merupakan kejahatan serius yang melibatkan eksploitasi manusia melalui berbagai bentuk pemaksaan dan penipuan, dan membutuhkan pemahaman mendalam tentang dampak psikologis dan sosial yang dialami oleh korban. Dengan mengumpulkan data dari wawancara mendalam terhadap empat informan yang pernah menjadi korban perdagangan orang, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak psikososial seperti trauma, kecemasan, stigma, dan kesulitan sosial, serta mengevaluasi upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pemulihannya. Selain empat informan utama, penelitian ini juga menggunakan data tambahan dari sumber lain, seperti pengurus SBMI dan dokumen pendukung, yang memperkaya analisis dan memberikan konteks yang lebih luas terhadap temuan-temuan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para korban mengalami trauma berat, stigma sosial, dan kesulitan untuk beradaptasi kembali ke masyarakat. Upaya yang dilakukan meliputi layanan konseling, bantuan ekonomi, dan pelatihan keterampilan, namun masih membutuhkan dukungan lebih lanjut dan pendekatan yang komprehensif untuk pemulihan. Penelitian ini menunjukkan perlunya strategi integratif yang melibatkan dukungan psikologis, rehabilitasi sosial, dan perlindungan hukum untuk membantu para korban dan secara efektif mengatasi perdagangan orang.</p> Meiti Subardhini Moch.Zaenal Hakim Silvia Fatmah Nurusshobah Copyright (c) 2025 Meiti Subardhini, Moch.Zaenal Hakim, Silvia Fatmah Nurusshobah (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-04-30 2025-04-30 14 2 10.33007/ska.v14i2.3478 Subordinasi Masyarakat Petani dalam Pengembangan Ekonomi Lokal https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/jsk/article/view/3566 <p><em>Welfare pluralism</em> merupakan sebuah konsep yang mengusung gagasan bahwa kesejahteraan rakyat merupakan tanggung jawab bersama antara negara, pasar dan masyarakat. Setidaknya ada tiga bentuk institusi pengembangan ekonomi yang berupaya mewujudkan keadilan dan kemakmuran sesuai amanat konstitusi, yaitu <em>state driven development </em>(pengembangan ekonomi yang digerakkan oleh negara)<em>, market driven development </em>(pengembangan ekonomi yang digerakkan oleh pasar) dan <em>local people driven development </em>(pengembangan ekonomi yang digerakkan oleh masyarakat lokal). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola relasi dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta yang diagendakan dalam program reformasi birokrasi untuk mendorong investasi swasta ke desa dengan tujuan menggerakkan ekonomi perdesaan supaya tumbuh dan merata. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dilakukan di salah satu desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil studi ini menunjukkan bahwa masuknya investor swasta ke desa tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kemakmuran masyarakat setempat tetapi justru mensubordinasi mereka. Bentuk-bentuk subordinasi tersebut mencakup: (1) dominasi perusahaan; tidak ada realisasi kolaborasi (2) pemberdayaan manipulatif; (3) membuat pemerintah desa <em>powerless</em>; (4) isu lingkungan; (5) CSR dengan pendekatan karitatif. Dalam kasus ini, implementasi <em>welfare pluralism</em> sebagai agenda kesejahteraan gotong royong antara negara, pasar dan masyarakat belum mampu mengembangkan ekonomi masyarakat lokal, karena yang terjadi bukan kolaborasi tetapi subordinasi.</p> Sri Widayanti Sugiyanto Erwan Susilo Copyright (c) 2025 Sri Widayanti, Sugiyanto, Erwan Susilo (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-04-30 2025-04-30 14 2 10.33007/ska.v14i2.3566 Refleksi Kinerja Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Garut untuk Mendukung Program Pengentasan Kemiskinan https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/jsk/article/view/3567 <p>Upaya penanganan kemiskinan secara berkelanjutan dilakukan baik dari pemerintah, lembaga internasional, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam penanganan kemiskinan ini adalah <strong>pemberian bantuan sosial</strong> <strong>melalui </strong>Program Keluarga Harapan (PKH). Dalam pelaksanaannya, PKH didampingi oleh Pendamping PKH yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan bimbingan, dukungan, dan pengajaran kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM agar dapat meningkatkan efektivitas program, dan dapat memberikan pendampingan yang berkualitas kepada KPM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman pendamping PKH terhadap kinerjanya dalam memberikan pendampingan di Kabupaten Garut. Aspek kinerja yang diteliti adalah: kualitas, produktifitas, ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian, komitmen kerja, dan tanggung jawab pendamping PKH terhadap organisasi yang menaungi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode interpretif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui <em>fokus group discussion</em> dan studi dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah pendamping PKH di Kabupaten Garut yang telah bekerja minimal 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendamping PKH di Kabupaten Garut menunjukkan tingkat kinerja yang baik, walaupun mereka menghadapi tantangan dalam memenuhi tuntutan tugas mereka. Keberhasilan pendamping PKH ditunjukkan dengan banyaknya KPM yang graduasi karena telah dapat hidup mandiri secara ekonomi. Penelitian ini menyoroti pentingnya pengembangan kapasitas pendamping PKH untuk meningkatkan efektivitas program PKH dalam mengurangi kemiskinan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kualitas pendampingan PKH.</p> Sri Ratna Ningrum Babang Robandi Uyu Wahyudin Mustofa Kamil Enkeu Agiati Copyright (c) 2025 Sri Ratna Ningrum (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-04-30 2025-04-30 14 2 10.33007/ska.v14i2.3567 Studi Deskriptif Gambaran Pengetahuan Seksual Anak Usia Dini di Kota Bandung https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/jsk/article/view/3570 <p>Pengetahuan seksual menjadi bagian penting dari masa kanak-kanak untuk membentuk nilai dan sikap yang tepat terhadap seksualitas dan meningkatkan kemampuan anak untuk dapat menghindar dari resiko kekerasan seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan seksual anak usia 4-6 tahun di Kota Bandung. Uji deskriptif dilakukan pada 261 responden menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, metode analisis statistik deskriptif dan metode penarikan sampel convenience sampling. Hasil uji menunjukkan bahwa mayoritas anak-anak (67,1 persen) memiliki pengetahuan seksual yang tinggi dengan skor pengetahuan berada dalam rentang 14-19. Sebanyak 30,2 persen anak memiliki pengetahuan seksual dalam kategori sedang dengan skor 7-13 dan 2,7 persen anak memiliki pengetahuan seksual dalam kategori rendah dengan skor 0-6. Secara keseluruhan, hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia dini di Kota Bandung memiliki pengetahuan seksual yang tinggi namun masih terdapat sebagian kecil anak dengan pengetahuan dalam kategori sedang dan rendah yang perlu dioptimalkan. Perlunya peningkatan kemampuan guru dan orang tua dalam menyampaikan materi pendidikan seksual, pemilihan metode dan media yang tepat, penyusunan kurikulum pendidikan seksual yang sesuai serta evaluasi program pendidikan seksual secara berkala sebagai upaya meningkatkan pengetahuan seksual anak usia dini yang berada pada kategori sedang dan rendah di Kota Bandung ini.</p> Ayuzha Tidar Faradilla Farida Kurniawati Copyright (c) 2025 Ayuzha Tidar Faradilla, Farida Kurniawati (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-04-30 2025-04-30 14 2 10.33007/ska.v14i2.3570