There's More to Fashion than Vogue: Strategi Fashion Revolution Indonesia dan Isu Kualitas Hidup Buruh

Main Article Content

Hening Wikan Sawiji

Abstract

Kajian ini menyoroti strategi Fashion Revolution Indonesia sebagai gerakan sosial baru dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap isu kualitas hidup buruh di industri pakaian. Perkembangan industri fashion memunculkan tren fast fashion yang memungkinkan produksi massal pakaian dalam waktu singkat dengan harga terjangkau. Akan tetapi, rendahnya harga jual pakaian produk fast fashion berasal dari ditekannya pembiayaan fasilitas penunjang kesejahteraan buruh yang diberikan oleh perusahaan garmen. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa sumber bukti antara lain dokumentasi, rekaman arsip, wawancara serta pemanfaatan perangkat fisik. Temuan pada kajian ini menunjukkan bahwa Fashion Revolution Indonesia menggunakan Strategi Kerjasama yang merupakan bagian dari konsep Keterlibatan Kritis. Strategi Kerjasama dipilih karena memungkinkan gerakan membangun relasi dengan berbagai pihak dalam kaitannya dengan isu kualitas hidup buruh industri pakaian. Bentuk strategi tersebut juga memungkinkan gerakan Fashion Revolution Indonesia untuk bekerjasama dengan agen negara yang kemudian mengantarkannya pada akses terhadap sumber daya baru. Peneliti merekomendasikan  perlunya kerangka kerja yang jelas dan kontekstualisasi agenda gerakan di Indonesia serta perlunya untuk mengatur pengelolaan kualitas hidup buruh industri pakaian melalui kebijakan pemerintah.


Article Details

How to Cite
Sawiji, H. W. (2020). There’s More to Fashion than Vogue: Strategi Fashion Revolution Indonesia dan Isu Kualitas Hidup Buruh. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 19(1), 11–19. https://doi.org/10.31105/jpks.v19i1.1831
Section
Articles

References

Choi, Tsan-Ming. (2014). Fast Fashion Systems: Theories and Applications. London: CRC Press.

Cline, Elizabeth L. (2012). Overdressed: The Shockingly High Cost of Cheap Fashion. New York: Penguin Group.

Fromm, Erich. (1941). The Fear of Freedom. London: Ark.

Haryanto, Siti Mauliana dan Abu Bakar. (2013). PKBI : Aktor Intermediary dan Gerakan Sosial Baru, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 16 No. 3, Maret 2013. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Jarnow, Jeannette & Dickerson, Kitty G. (1997). Inside The Fashion Bussiness. New York: Pearson Education.

Jenkins, J. Craig & Form, William. (2005). Social Movements and Social Change, The Handbook of Political Sociology: States, Civil Societies, and Globalization. Cambridge: Cambridge University Press.

Klein, Naomi. (2002). Fences and Windows: Dispatches from the Front Lines of the Globalization Debate. London: Picador.

Leaper, Caroline. (2014). 8 Things You Need To Know About Fashion Revolution Day, http://www.marieclaire.co.uk/fash

ion/8-things-you-need-to-know-about-fashion-revolution-day-79888, diakses pada 15 November 2017.

Meyer, David S. & Staggenborg, Suzanne. (2007). Thinking About Strategy, http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.572.1654&rep=rep1&type=pdf, diakses pada 1 Juli 2018.

Putra, Fadillah, Sutomo & Arif, Saiful. (2006). Gerakan Sosial: Konsep, Strategi, Aktor, Hambatan, dan Tantangan Gerakan Sosial di Indonesia. Malang: Averroes Press.

Savirani, Amalinda. (2016). Gerakan Buruh di Indonesia Paska Soeharto. Bahan Ajar Mata Kuliah Politik Perburuhan. Yogyakarta: Departemen Politik dan Pemerintahan UGM.

Singh, Rajendra. (2010). Gerakan Sosial Baru. Yogyakarta: Resist Book.

Siegle, Lucy. (2011). To Die For: Is Fashion Wearing Out The World?. London: Fourth Estate.

Suharko. (2006). Gerakan Sosial Baru di Indonesia: Repertoar Gerakan Petani, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 10 No. 1, Juli 2006. Yoyakarta: Universitas Gadjah Mada.