Layanan Sosial Keluarga Berorangtua Pensiunan Terhadap Post Power Syndrom

Main Article Content

Ikawati Ikawati

Abstract

 Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh layanan sosial keluarga berorangtua pensiunan terhadap post power syndrom. Penelitian ini merupakan penilitian kuantitatif. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan porposive, maka ditentukan lokasi penelitiannya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sasaran subyek dan objek penelitian. Dalam penelitian ini sasaran subyek penelitiannya ditentukan berdasarkan porposive, maka ditentukan 30 responden. Sedangkan objek penelitiannya adalah Layanan sosial keluarga  dan  post power syndrom.  Teknik pengumpulan data, dengan menggunakan angket, teknik analisa data digunakan adalah teknik analisa regresi. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh layanan sosial keluarga beroarangtua pensiunan terhadap post power syndrom yang terlihat dalam sumbangan relatif dan efektifnya. Sumbangan relatif terlihat dalam layanan sosial keluarga yang berorangtua pensiun yang terdiri:  perencanaan kegiatan sebelum pensiun sebesar 4,386 persen; memberi kesempatan kegiatan religiusitas sebesar 69,393 persen; memberi kesempatan berekreasi sebesar 2,860 persen; memberi kesempatan untuk menasehati/membimbing  sebesar 21.030 persen; memberi kesempatan berinteraksi dengan lingkungan sebesar 1,031 persen;  memberi kesempatan melakukan kegiatan sosial sebesar 1,300 persen terhadap post power syndrom yang diungkap melalui kecemasan kehilangan status, karier, menurunnya penghasilan, interaksi dengan rekan kerja, dan rasa percaya diri. Sedangkan sumbangan efektifnya adalah sumbangan layanan sosial keluarga yang berorangtua pensiun menyumbangkan 58,344 persen terjadinya post power syndrom. Artinya masih ada  faktor -faktor lain yang tidak ada dalam variabel penelitian ini  sebesar 41,656 persen yang mempengaruhi terjadinya post power syndrom. Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka direkomendasikan kepada Kementerian Sosial melalui Direktorat Pemberdayaan Keluarga dan Kelembagaan Sosial, dalam program penguatan keluarga melalui pelibatan anggota keluarga  yang berorangtua pensiun untuk mepersiapkan, memperhatikan, mempedulikan, menghargai, dan mendampingi menghadapi pensiun guna mencegah terjadinya post power syndrom.

Kata kunci: pelayanan sosial-keluarga-post power syndrom

Article Details

How to Cite
Ikawati, I. (2018). Layanan Sosial Keluarga Berorangtua Pensiunan Terhadap Post Power Syndrom. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 17(2), 179–194. https://doi.org/10.31105/jpks.v17i2.1428
Section
Articles

References

Pustaka Acuan

Biro Pusat Statistik (BPS). (2011). Data Biro. Jakarta

Boyes, W.J. (1984) Macro economics: The Dynamics of Theory and Policy. Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing.

Burr, A., Santo, J.B., & Pushkar, D. (2011). Affective Well-Being in Retirement: The Influence of Values, Money, and Health Across Three Years. Journal of Happiness Studies, Vol 12, 17-40.

Butterworth, P., Gill, S., Rodgers,B., Anstey, K. J., Villamil, E., & Melzer, D. (2006). Retirement and Mental Health: Analysis of the Australian National Survey of mental Health and Well-Being. Social Science & Medicine, 62. 1179-1191.

Doris, R., Mackenzie, E., Bailey, C., & Mourey, R.L. (2002). The Effectiveness of a Spiritually-based Intervention to Alleviate Subsyndromal Anxiety and Minor Depression Among Older Adults. Journal Of Religion and Health, 41, 153-166.

Elizabeth Yuli Astuti. (1992). Studi tentang Hubungan Persiapan Diri dengan Kecemasan Mengahdapi Pensiun pada Karyawan Non-Edukatif Gol. II di UGM. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Fajar Astuti Wulandari. (2001). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kecemasan Menghadapi Pensiun pada Guru yang memiliki Pekerjaan Sampingan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Hadi, E. (2005). Post Power Syndrom. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Haditono, S.R., dkk. (1993). Psikogerontologi. Yogyakarta: Pasca Sarjana UGM.

Hamka, Tanto Hariyanto, dan Hari Sukanto Adi. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penyesuaian Diri pada Lansia usia 60-70 Tahun Setelah Purna Tugas (Pensiun) di Posyandu Lansia Permadi Kelurahan Tlogomas, Lowokwaru Kota Malang. Jurnal Nursing News. Vol 2, Nomer 2 Tahun 2017.

Hersey, D.A., Lawson, J.,Mc Ardle, J.J., & Hamagami, F. (2007). Psychological Foundation of Financial Palnning for Retirement. Journal Adult Development, Vol 14, 26-36.

Hurlock, E.B. (1996). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Ikawati. (2009). Pengisian Waktu Luang Membuat Bahagia Dihari Tuaku. Yogyakarta: B2P3KS Press.

Irene Trisna Ayu. (2009). Hubungan antara Kepribadian Tangguh dan Kebahagiaan pada Lanjut Usia yang Pensiun. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Djamaludin, Ancok. (1992). Usia Tua dan permasalahannya. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Miller. A.C.(1995). Nursing Care of Older Adult: Theori and Practice. Philadelphia: J.B. Lippincott.co.

Moeryono. S.(1977). Perubahan Anatomi Proses Menjadi Tua. Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP dan RS Dr. Karyadi.

Rasimin. (1989). Pensiun dan Karier. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Rini, J.S. (2001). Pensiun dan Pengaruhnya. http:// www.epsikologi.com

Roy, S.C. (1991). The Roy Adaption Model : the definitive Statement. New Jersey: Applenton-Century Crofts.

Santrock, J.W. (1998). Life Span Development. Jakarta: Erlangga.

Setyonegoro, K. (1977). Aspek Kesehatan Jiwa dari Geriatri. Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP.

Shouksmith, G. (1983). Change Attitude to Retirement Following a Short Preretirement Planning. The Journal of Psycholgy. Vol 114. 3-7.

Siegel, S.R., dan Rives, J.M. (1980). Preretiriment Program within Service Firms: Existing and Planned Programs. Aging and Work, 3,

Siti Urbayatun. (2005). Hubungan antara Pemenuhan Kebutuhan Afek dengan Kesehatan Lansia. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana.

Setiono, Mangunprasojo dan Sri Nurhidayati. (2005). Mengisi Hari Tua dengan Bahagia.

Yogyakarta: Pradipta.

Suwarti. (2006). Kemandirian Lansia Ditinjau dari Dukungan sosial dan Optimisme. Yogyakarta : UGM.

Timba Imas J.Y.K S. (2013). Pengaruh Perencanaan Pensiun, Religiusitas, Afek Positif dan Afek Negatif Terhadap Kecemasan Pensiun. Yogyakarta: Program Magister Psikologi Fakultas UGM.

Tjiptadinata Effendi. (2013). Langkah-langkah Menghadapi Post Power Syindrome. http: kompasiana.com