INTEGRASI SOSIAL DI PERDESAAN : KETERKAITAN KAWASAN TRANSMIGRASI DENGAN DESA-DESA SEKITAR
PDF (Bahasa Indonesia)

How to Cite

susilo, slamet rahmat topo. (2018). INTEGRASI SOSIAL DI PERDESAAN : KETERKAITAN KAWASAN TRANSMIGRASI DENGAN DESA-DESA SEKITAR. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 6(1), 110–121. https://doi.org/10.33007/ska.v6i1.244

Abstract

Pengembangan masyarakat lebih efektif dilaksanakan melalui kelembagaan berbasis komunitas dan kawasan. Melalui pendekatan kelembagaan, baik kelembagaan ekonomi maupun sosial dapat mempermudah mengontrol pengambilan keputusan, kebijakan, program, dan pelaksanaan. Kelembagaan dapat menghimpun norma dan aturan yang dibuat dan disepakati dalam mengatur pergaulan hidup dengan tujuan bersama berkisar pada kebutuhan-kebutuhan pokok dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan penelitian adalah menganalisis kondisi integrasi sosial, mempelajari pelaksanaan pengembangan masyarakat yang dikembangkan oleh masyarakat transmigrasi dan merumuskan saran tindak dan pendekatan pengembangan masyarakat yang lebih sesuai dalam pembangunan transmigrasi. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif melalui studi kasus yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna dan melihat hubungan gejala yang bersifat interaktif. Melalui kelembagaan dapat mendorong terjadinya dinamika proses seperti interaksi yang intensif, terjadi harmonisasi, toleransi, kegiatan kolektif, dan partisipasi. Dinamika proses yang terjadi  menghasilkan integrasi sosial dengan dukungan tiga kekuatan integratif, yaitu koersif di pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM), normatif di desa-desa hinterland, dan kawasan KTM dengan integrasi fungsional. Semua unsur melakukan harmonisasi pada derajad tertentu dalam menjamin kelangsungan sistem sosial. 

Kata kunci: pengembangan masyarakat, integrasi sosial,  transmigrasi

Community development through community and regional based institutions has seen as an effective approach. Those approach, both economic and social institutions can facilitate in the controlling of decision-making, policy, program, and implementation. The research objective is to analyze the conditions of social integration, between migrant and origin community. The research is a qualitative and uses case studies that looks at social reality as something holistic, complex, dynamic, and full of meaning, as well as seeing the interactive relationship of symptoms. Institutions can lead to such intensive interaction processes, harmonization, tolerance, collective activity, and participation. The dynamics of the processes that occur will generate social integration with the support of three integrative forces, namely coercive forces in the center of the Integrated Independent City (KTM), normative forces in the hinterland villages, and  the KTM regions with functional integration. All elements harmonize at certain degrees in ensuring the continuity of the social system.

Keywords: community development, social integration,  transmigration 

https://doi.org/10.33007/ska.v6i1.244
PDF (Bahasa Indonesia)

References

Agusta, I. (2002). Metode Evaluasi Program Pemberdayaan. Artikel ini merupakan perbaikan makalah yang disampaikan pada Konggres dan Seminar Nasional IV Ikatan Sosiologi Indonesia tahun 2002 di Bogor, Jawa Barat, 28-29 Agustus 2002

Alfitri (2010). Program Community Development Perusahaan Migas dalam Penguatan Modal Sosial. Disertasi. Universitas Padjadjaran, Bandung.

Creswell, J. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five Approaches, 2nd ed. California: Sage Publication.

Haryati, dkk. (2006). Studi Pembangunan Pusat Pertumbuhan. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Ife, J. & Tesoriero, F. (2008). Community Development: Community Based Alternatives in on Age Globalisation. Perason Education Australia, Unit 4, Level 3, 14 Aquatic Drive Frenchs Forest NSW 2086.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep. 214/Men/V/2007 tentang Pedoman Umum Pembangunan dan Pengembangan KTM di Kawasan Transmigrasi.

Lawang, R. M. Z. (2004). Stratifikasi Sosial di Cancar Manggarai, Flores Barat Tahun 1950-an dan 1980-an. Depok: FISIP UI Press.

Midgley, J. (1995). Sosial Development: the Developmental Perspective in Social Welfare. London: Sage Publications Ltd.

Najiyati, S. dkk. (2008). Transmigrasi dan Pengembangan Masyarakat Desa Sekitar. Jakarta: PT. Bangkit Daya Insana.

Nasdian, F.T. (2014). Pengembangan Mayarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Rubin, A & Babbie, E.R. (2008). Research Methods for Social Work, 6th Edition. Thomson Brooks/Cole.

Soegiharto, S. (2008). Transmigrasi: Belajar dari Kisah Sukses. Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan.

Soekiman & Yulianto. (1997). Dimensi Sosial, Ekonomi dan Budaya dalam Pelaksanaan Program Transmigrasi Lokal di Provinsi Lampung. Dalam Muhajir Utomo dan Rofiq Ahmad, 90 Tahun Kolonisasi 45 Tahun Transmigrasi. Jakarta: Puspa Swara.

Soetomo. (2009). Pembangunan Masyarakat. Merangkai Sebuah Kerangka. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Spradley, J.P. (1980). The Participation Observation. New York: Reinhart & Winston.

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Wirutomo, P dkk. (2012). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Zubaedi. (2013). Pengembangan Masyarakat Wacana dan Parktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright (c) 2017 slamet rahmat topo susilo

Downloads

Download data is not yet available.