Vol. 8 No. 1 (2018): Sosio Konsepsia
Articles

IDENTIFIKASI MODAL SOSIAL DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN

Sugeng Puji Harto
Brawijaya University

Published 2019-01-08

How to Cite

Harto, S. P. (2019). IDENTIFIKASI MODAL SOSIAL DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 8(1). https://doi.org/10.33007/ska.v8i1.1539

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi unsur modal sosial di desa miskin kawasan hutan. Kontradiksi antara keberhasilan program Desa Mandiri Pangan dan peningkatan jumlah keluarga prasejahtera di Desa Tempuran menarik untuk dieksplorasi. Modal sosial berusaha menjelaskan kontradiksi tersebut. Dengan metode kualitatif studi kasus digunakan untuk menganalisis modal sosial dalam pengentasan kemiskinan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa trust yang ada dalam kelompok afinitas berupa; kredibilitas, keterbukaan, kejujuran, dan tidak merugikan orang lain. Perbedaan kondisi trust di dusun Tepusan dan Krajan berdampak pada eksistensi kelompok afinitas dan perkembangan budidaya ternak sebagai modal pengentasan kemiskinan. Unsur norma yang ada di kelompok afinitas berupa kewajiban hadir pertemuan, perguliran ternak yang berkelanjutan, sanksi sosial, kepedulian sosial dan keihlasan pengurus. Warga dusun Tepusan yang mendapatkan keuntungan dengan adanya perguliran kambing yang berjalan sesuai dengan norma yang mengatur kegiatan kelompok afinitas. Bentuk jaringan sosial yang ada di kelompok afinitas berupa: pertemuan rutin, jimpitan, patron klien juragan jagung petani, bakul kambing. Jaringan yang ada dalam kelompok afinitas bermanfaat mengentaskan kemiskinan di desa Tempuran.

Kata kunci: trust, norma, jaringan, pengentasan kemiskinan

Downloads

Download data is not yet available.

References

  1. Akram, S., & Kumar Routray, J. (2013). Investigating causal relationship between social capital and microfinance. International Journal of Social Economics, 40(9), 760–776. https://doi.org/10.1108/IJSE-11-2012-0113
  2. Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. (2017). Kecamatan Bringin Dalam Angka 2017. Ungaran.
  3. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. (2018). Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2018. Semarang.
  4. Barnes, J. G. (2003). Secrets of Customer Relationship Management (Rahasia Manajemen Hubungan Pelanggan). Yogyakarta: Andi.
  5. Chambers, R. (1987). Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang. Jakarta: LP3ES.
  6. Coleman, J. (2008). Dasar dasar teori sosial. Bandung: Nusa Media.
  7. Croppenstedt, A., Knowles, M., & Lowder, S. K. (2017). Social protection and agriculture: Introduction to the special issue. Global Food Security, 16(August 2017), 65–68. https://doi.org/10.1016/j.gfs.2017.09.006
  8. Damsar, & Indriyani. (2009). Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Prenadamedia.
  9. Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. (2014). penerima-penghargaan-adhikarya-pangan-nusantara-2014. Retrieved from http://data.jatengprov.go.id/dataset/penerima-penghargaan-adhikarya-pangan-nusantara-tingkat-provinsi-jawa-tengah-tahun-2014
  10. Fukuyama, F. (2002). Trust; Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta: Qalam.
  11. Grootaert, C. (1999). Social Capital, Household welfare and Poverty in Indonesia. Local Level Institutions Working Paper. Washington DC: The Word Bank.
  12. Grootaert, C. (2001). LLI 10 - Does Social Capital Help The Poor? A Synthesis of Findings From the Local Level Institutions Studies in Bolivia, Burkina Faso and Indonesia. Local Level Institutions, (10).
  13. Harsono, W. (2014). Jimpitan, Modal Sosial yang menjadi Solusi Permasalahan Masyarakat. Jurnal Kebijakan & Administrasi Publik JKAP, 18(2), 131–145.
  14. Haryanto, S. (2011). Sosiologi Ekonomi. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
  15. Herdiyansyah, H. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
  16. Indrajit, W., & Soimin. (2014). Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan, Gagasan Manajemen Pengembangan Masyarakat untuk Memutus Rantai Kemiskinan. Malang: Intrans Publising.
  17. Kabupaten Semarang. (2016). Perda Kab Semarang No 15 Tahun 2016 tentang RPJMD Kab Semarang Tahun 2016 - 2021.
  18. Kementerian Pertanian Indonesia. (2010). Pedoman Umum Program Pembangunan Ketahanan Pangan Lingkup Badan Ketahanan Pangan 2010.
  19. Kusuma, U. A., Satria, D., & Manzilati, A. (2017). Modal Sosial dan Ekowisata : Studi Kasus di Bangsring Underwater, Banyuwangi. JIEP, 17.
  20. Lawang, R. (2004). Kapital sosial dalam prespektif sosiologi: suatu pengantar. depok: FISIP UI Press.
  21. Multifiah. (2011). Telaah Kritis Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan DalamTinjauan Konstitusi. Journal of Indonesian Applied Economics, 5(1), 1–27.
  22. Putri, I. F., & Hidayat, H. (2011). Analisis Persepsi Modal Sosial dan Hubungannya Dengan Eksistensi Kelompok Tani: Kasus pada Kelompok Tani Wanita “ Sri Sejati 2 â€,. Wacana, 14(1), 11–17.
  23. Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus dalam penelitian kualitatif; konsep dan prosedurnya. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
  24. Situmorang, E. R., Manzilati, A., & Kaluge, D. (2012). Modal Sosial Dan Keberhasilan Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan di Kabupaten Manokwari. SEPA, 8(2), 104–115.
  25. Smith, M. D., Rabbitt, M. P., & Coleman-Jensen, A. (2017). Who are the World’s Food Insecure? New Evidence from the Food and Agriculture Organization’s Food Insecurity Experience Scale. World Development, 93, 402–412. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2017.01.006
  26. Sujarwoto, S., & Tampubolon, G. (2013). Mother’s social capital and child health in Indonesia. Social Science and Medicine, 91, 1–9. https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2013.04.032
  27. Suryahadi, A., Suryadarma, D., & Sumarto, S. (2009). The effects of location and sectoral components of economic growth on poverty: Evidence from Indonesia. Journal of Development Economics, 89(1), 109–117. https://doi.org/10.1016/j.jdeveco.2008.08.003
  28. Syahyuti. (2008). Peran Modal Sosial (Social Capital) dalam Perdagangan Hasil Pertanian. Forum Peneliti Agro Ekonomi, 26(1), 32–43.
  29. Todaro, M. ., & Smith, S. (2011). Pembangunan Ekonomi (Jilid I). Jakarta: Erlangga.
  30. van Rijn, F., Nkonya, E., & Adekunle, A. (2015). The impact of agricultural extension services on social capital: an application to the Sub-Saharan African Challenge Program in Lake Kivu region. Agriculture and Human Values, 32(4), 597–615. https://doi.org/10.1007/s10460-014-9580-9
  31. Vikram, K. (2018). Social capital and child nutrition in India: The moderating role of development. Health and Place, 50(January), 42–51. https://doi.org/10.1016/j.healthplace.2017.12.007
  32. Wiratanaya, G. N. (2010). Modal Sosial Kelompok Ternak sebagai Pelaku Perdagangan Hasil Usaha Peternakan di Bali. DwijenAGROAGRO, 2(1).
  33. Woolkock, M., & Narayan, D. (2002). Social Capital: Implications for Development theory and policy. The World Bank Research Observer, 15(2), 225–249. https://doi.org/10.1093/wbro/15.2.225
  34. Yustika, A. E. (2013). Ekonomi Kelembagaan Paradigma, teori dan Kebijakan. Jakarta: Erlangga.
  35. Zhang, Y., Zhou, X., & Lei, W. (2017). Social Capital and Its Contingent Value in Poverty Reduction: Evidence from Western China. World Development, 93, 350–361. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2016.12.034