Vol. 8 No. 1 (2018): Sosio Konsepsia
Articles

HARAPAN BARU BAGI GELANDANGAN DAN PENGEMIS MELALUI IMPLEMENASI PROGRAM DESAKU MENANTI DI KOTA PADANG

Soetji Andari
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta

Published 2019-01-08

How to Cite

Andari, S. (2019). HARAPAN BARU BAGI GELANDANGAN DAN PENGEMIS MELALUI IMPLEMENASI PROGRAM DESAKU MENANTI DI KOTA PADANG. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 8(1). https://doi.org/10.33007/ska.v8i1.1512

Abstract

abstrak

 

Kehidupan di kota dengan lapangan pekerjaan  dan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia menjadi daya tarik penduduk perdesaaan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.  Kondisi kota menjadi faktor pendorong  dan faktor penarik penduduk perdesaan. Program Desaku Menanti adalah program penanganan gelandangan dan pengemis di perkotaan yang komprehensif dan mengedepankan keterpaduan dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis dilakukan secara terpadu berbasis desa. Penelitian ini dengan penelitian kuantitatif, dimana peneliti mengumpulkan dan menganalisis data tentang Implementasi Program Desaku Menanti, mengintegrasikan temuan, dan menarik kesimpulan secara inferensial. mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh, mengintegrasikan temuan dengan t- test untuk mengetahui dampak implementasi yang dirasakan penerima manfaat Program Desaku Menanti. Lokasi penelitian desaku Menanti di Kota Padang sebagai studi. Hal tersebut karena pertama kali program desaku menanti yang berada di luar Pulau Jawa, bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota Padang.

Kata Kunci: gelandangan, pengemis,desa,harapan .

abstract

Life in the city with jobs and various facilities and infrastructure available is an attraction for rural residents to get a better life. The condition of the city becomes a push factor and a pull factor for the rural population. My Village Waiting Program is a comprehensive program of handling homeless and beggars in urban areas and promoting integration in social rehabilitation of homeless and beggars carried out in an integrated village-based manner. This research is a quantitative research, where researchers collect and analyze data about the Waiting for My Village Program Implementation, integrate findings, and draw conclusions inferentially. collecting and analyzing the data obtained, integrating the findings with the t-test to determine the impact of the implementation felt by beneficiaries of the Waiting Village Program. The research location of Menanti village in Padang City as a study. This is because the first time my village program is waiting outside Java, in collaboration with the Padang City Social Service.

Keywords: homeless, beggar, village, hope.

Downloads

Download data is not yet available.

References

  1. Arif Rohman, (2013). Program Desaku Menanti: Rehabilitasi Sosial Gepeng Terpadu Berbasis Desa. http: arifrohmansocialworker.blogspot.co.
  2. Bagong Suyanto. (2010). Masalah Sosial Anak. Bandung: Kencana Predana Melda Group Indonesia.
  3. Du Bois, Brenda dan Karla Krogsrud Miley. (2005) Edisi ke-5, Sosial Work: an Empowering Proffession, Boston: Perason.
  4. Edi Suharto. (1997). Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Percikan Pemikiran. Bandung: LSP.
  5. --------------, (2006), Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung, Refika Aditama.
  6. --------------, (2007). Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
  7. Ganes Gunansyah. (2015). Masalah Sosial Gepeng. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Fakultas Ilmu Pendidikan.
  8. Guili Zhang, et all, (2011). Using the Context, Input, Process, and Product Evaluation Model (CIPP) as a Comprehensive Framework to Guide the Planning, Implementation, and Assessment of Service-learning Programs, © Journal of Higher Education Outreach and Engagement, Volume 15, Number 4, p. 57, (2011)
  9. Irsan Suani. (2015). Masalah Gepeng di Kota Makasar. Makasar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makasar.
  10. Johnson, Wayne. (1984). The Sosial Services: An Introduction, Illionis: F.E Peacock Publisher.
  11. Payne, Malcolm. (1986). Sosial Care in The Community. London: Mac Milan Press Ltd.
  12. Rancangan Peraturan Menteri Sosial. (2013) tentang Standar Nasional Sumber Daya Manusia Penyelenggaraan Kesos.
  13. Raja Nila Kurnia Suryaningsih Marisa Elsera. (2016). Fenomena Pengemis di Kota Tanjung Pinang. Tanjung Pinang: Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
  14. Rizky Dwitanto Putro. (2015). Pembinaan Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) di Balai Rehabilitasi Sosial Samekto Kartin Pemalang. Semarang: Pendidikan Luar Biasa Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
  15. Sajogyo, et.al. (1999). Memacu Perekonomian Rakyat. Aditya Media. Yogyakarta.
  16. Sumodiningrat, Gunawan, 1998, Membangun Perekonomian Rakyat, Yogyakarta:
  17. Pustaka Pelajar.
  18. Verhagen, K. (1996). Pengembangan Keswadayaan, Pengalaman LSM di Tiga Negara.
  19. Puspa Swara. Jakarta.
  20. Wahab, SA. (1990). Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara. Rineka Cipta. Jakarta.
  21. Weinberg, Martin,S, et al. (1981). The Solution of Social Problem. New York: Oxford University Press.